Selasa 08 May 2018 21:52 WIB

NU Ingin Jadi Garda Terdepan Kawal Perbedaan

Melalui seni dan budaya, NU akan dapat merajut tali persahabatan serta kebersamaan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Nahdlatul Ulama
[Ilustrasi] Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mustholihin Madjid mengembalikan seni dan budaya yang memiliki nilai universal. Hal ini disampaikan Mustholihin dalam acara Pentas Seni Budaya Lintas Agama di Jakarta.

Dia mengatakan seni dan budaya bernilai universal akan merajut kebersamaan dan kebangsaan. Dia mengatakan NU ingin menjadi garda terdepan dalam mengawal perbedaan.

"Karena perbedaan adalah rahmat," ujar Mustholihin dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (8/5).

Dia mengatakan, melalui seni dan budaya, NU akan dapat merajut tali persahabatan serta kebersamaan. Menurut dia, dengan menghargai budaya maka persatuan akan tercapai, dan Indonesia akan menjadi bangsa yang kuat.

"Jangan mau dipecah belah, apalagi saat ini sudah ada yang mengarah ke sana. Kami ini menghargai budaya dan bangsa, sampai saat ini keutuhan NKRI tetap terjaga," ucapnya.

Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengatakan, budaya memiliki pesan universal yang bernilai kemanusiaan. Dia mengatakan budaya itu akan membuat masyarakat Indonesia bisa saling menghargai perbedaan suku, ras, agama dan lainnya.

"Kita menghargai kebudayaan, karena mengandung nilai sisi kemanusiaan. Sehingga, kehidupan berbangsa dan bermasyarakat bisa berjalan dengan baik," katanya.

Acara Pentas Seni Budaya Lintas Agama telah digelar di Jakarta, Senin (7/5) kemarin. Acara yang bertajuk Dengan Seni Budaya Kita Merajut Persaudaraan dan Tali Persahabatan Anak Bangsa ini disi dengan pertunjukan seni dan budaya dari perwakilan lintas agama.

Ketua Panitia Acara, Yohanes Handojo Budhisedjati, berharap acara ini dapat memperkuat relasi sesama anak bangsa. "Alangkah indahnya saling menghargai, saling mendukung, saling berbagi, dan saling memahami dalam menciptakan kesejahteraan bersama sebagaimana yang dicita-citakan para Founding Fathers saat merebut Kemerdekaan," Handojo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement