REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan bertambahnya usia Dompet Dhuafa mengusung tema '25 Tahun Membentang Kebaikan'. Di usia 25 tahun juga aspek manajemen kelembagaan Dompet Dhuafa semakin baik.
"Dompet Dhuafa pada tahun ini mengukuhkan posisinya sebagai lembaga kemanusiaan di dunia, dengan melakukan respon-respon kemanusiaan," kata Direktur Mobilisasi Zakat Infak Sedekah (ZIS) Dompet Dhuafa, Bambang Suherman melalui keterangan tertulis kepada Republika, Selasa (8/5) malam.
Bambang mengatakan, sampai hari ini Dompet Dhuafa masih konsisten mengelola dan terlibat dalam merespon tragedi kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya di Myanmar. Dompet Dhuafa juga sedang merenspon tragedi kemanusiaan yang terjadi di Suriah dan sekitarnya.
Ia menyampaikan, Dompet Dhuafa mengirimkan tim bersama dengan media untuk sama-sama melakukan review tentang apa saja yang sudah dijalankan Dompet Dhuafa di lapangan. Sekaligus untuk melihat kondisi terkini wilayah-wilayah konflik, baik di jantung kota konflik maupun di lokasi pengungsian.
"Untuk kasus Palestina dan Somalia menjadi fase regular, lantaran dinamika konflik masih terus berjalan sepanjang waktu," ujarnya.
Dijelaskan Bambang, Dompet Dhuafa juga membangun jaringan permanen untuk memberikan bantuan yang bersifat darurat maupun pemulihan. Sehingga ketergantungan mereka (kaum dhuafa) terhadap pihak lain menjadi lebih kecil. Dompet Dhuafa terus melaksanakan program kemanusiaan dan mandat-mandat kemanusiaan.
Bertepatan dengan bertambahnya usia, Dompet Dhuafa mengusung tema '25 Tahun Membentang Kebaikan'. Dalam rangka 25 tahun Dompet Dhuafa mengusung tiga konsep yaitu memberikan beragam pengalaman, menyajikan rasa kepedulian dan menyalakan semangat kolaborasi.
Di usia 25 tahun fokus utama Dompet Dhuafa juga pada kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Ada banyak yang sudah dilakukan Dompet Dhuafa untuk menangani kemiskinan. Seperti memberi pelayanan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat miskin.
"Alhamdulillah sudah banyak (masyarakat dhuafa) yang berubah menjadi jauh lebih mandiri (dan bisa) mengelola dinamikan kehidupan mereka," ujarnya.