REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan membalas 'serangan' yang dilakukan Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa kepada Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais. Taufik mempertanyakan keberadaan 'penyerang' Amien saat masa reformasi.
"Biar saja anjing menggonggong kafilah berlalu. Orang-orang yang bicara saat ini reformasi, di mana mereka posisinya?" kata Taufik kepada Republika.co.id, Rabu (9/5).
Taufik mengatakan, mereka siap kalau diajak bicara buka-bukaan soal reformasi. Menurut dia, PAN sudah banyak memberikan kader terbaiknya untuk kepentingan NKRI, sejak reformasi itu. Dari muncul tokoh Hatta Rajasa, Bambang Soedibyo, Hasballah M Saad, sekarang ada Zulkifli Hasan.
"Posisi Pak Amien saat itu bisa disebut total football. Pak Amien bukan berposisi sebagai pengamat saat itu, tapi pelaku," ungkap Taufik yang juga Wakil Ketua DPR itu.
Terkait dengan persoalan amendemen UUD 1945, Taufik mengatakan, kepemimpinan MPR bersifat kolektif-kolegial. Kata Taudik, Amien bukan pengambil keputusan tunggal. Amien juga senantiasa mengedepankan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya.
"Kalau pengin jadi presiden saja, kalau Pak Amien bersedia, di Hotel Mulia Pak Amien Rais sudah jadi presiden, tapi beliau meminta restu kepada ibundanya terlebih dahulu. Ternyata sejarah Pak Amien Rais lebih baik berkhidmat di ketua MPR," tutur Taufik.
Tidak itu saja, Taufik menegaskan, Amien bukanlah orang yang haus kekuasaan. Terbukti, Amien hanya menjabat ketua umum PAN sekali saja. Padahal, saat itu bisa saja Amien terus memperpanjang kekuasaannya. "Sekarang kan banyak ketua umum yang tidak mau diganti, dan itu pelajaran," paparnya.
Taufik meminta agar hati-hati untuk berbicara. "Diam tidak berarti kita mendiamkan," ungkapnya.