Rabu 09 May 2018 13:38 WIB

Parlemen Iran Bakar Bendera Kertas AS

Mereka memprotes keputusan Trump terkait kesepakatan nuklir 2015.

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Joko Sadewo
Presiden AS Donald Trump
Foto: slate.com
Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota parlemen Iran melakukan demonstrasi dengan membakar bendera kertas AS, di parlemen. Demonstrasi ini terkait dengan Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015. Selain membakar bendera kertas, mereka juga membakar selembar kertas yang mewakili kesepakatan nuklir.

Nyanyian 'Death to America' telah lama digunakan di Iran sejak Revolusi Islam 1979. Itu juga sudah biasa terdengar di dalam parlemen. Namun, demonstrasi pada Rabu mencerminkan kemarahan publik Iran setelah keputusan Trump.

Kesepakatan nuklir Iran 2015 memberlakukan pembatasan pada program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sebagian besar sanksi AS dan internasional. Namun, kesepakatan itu memiliki batas waktu dan tidak membahas program rudal balistik Iran atau kebijakan regionalnya di Suriah dan tempat lain.

Trump telah berulang kali mengatakan kesepakatan itu sebagai hal terburuk di dunia. Seperti dilansir AP, para pendukung kesepatakan itu telah lama meminta Trump untuk membicarakannya kembali dengan Iran, bukan untuk menariknya. Seluruh warga Iran saat ini khawatir atas keputusan yang diambil oleh orang nomor satu di AS itu.

gedung putih sudah memberi isyarat bahwa Trump akan menarik diri dari perjanjian nuklir Iran yang telah disepakati 2015 lalu. Hal itu diprediksi mendapat respons negatif dari Teheran.

"Saya akan mengumumkan keputusan saya tentang Kesepakatan Iran besok dari Gedung Putih pada jam 2.00 siang," kata Trump dalam cuitannya di Twitter. Itu diartikan bahwa pada siang ini dia akan mengumumkannya kepada dunia.

Trump diminta untuk tetap berada di dalam perjanjian tersebut. Para pemimpin di Eropa mengatakan mereka secara terbuka bersedia untuk merundingkannya kembali bersama dengan Iran. Meski pada kenyataanya Iran tetap tidak ingin kesepakatan tersebut diubah.

Belum jelas apa yang akan diumumkan Trump hari ini. Apakah ia akan mendukung atau malah sebaliknya. Pada Senin (8/5), Presiden Iran Hassan Rouhani mencari dukungan agar kesepakatan tersebut tetap berjalan. Iran tidak akan meninggalkan keputusannya meski Trump menarik diri.

Pengamat mengatakan jika Trump menarik diri dari kesepakatan itu akan membuat posisinya sulit menghadapi Kim Jong un. Di mana nuklir Korea Utara jauh lebih maju ketimbang Iran. Itu menjadi semakin sulit merealisasi program denuklirisasi di Semenanjung Korea.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement