REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Aktor Indonesia Fauzi Baadilla mengungkapkan alasannya mau digandeng Aksi Cepat Tanggap (ACT) untuk menjadi duta kemanusiaan. Selama sepekan, Fauzi mengunjungi titik-titik pengungsian warga Suriah di Provinsi Hatay, Turki. Menurutnya, langkah untuk menjadi duta kemanusiaan merupakan akumulasi 'kejenuhan' yang ia alami sebagai selebritas selama ini.
"Hidup saya enak banget, kerjaan saya dari dulu cuma jalan-jalan, syuting, main film. Saya nggak kerja aja hidup saya enak. Terus saya pikir, kayaknya harus melihat sisi lain dari dunia. Kalau enggak jiwa saya mengerdil," jelas Fauzi menceritakan pengalamannya berkunjung ke perbatasan Suriah, Rabu (9/5).
Kehidupan yang ia pikir terlalu nyaman selama ini, ia yakini justru membuatnya tidak berkembang. Fauzi lantas berpikir untuk mencoba pengalaman-pengalaman baru. Di saat bersamaan, Fauzi semakin mendalami kebesaran Islam. Doa yang tak terucap itu lantas dikabulkan Allah SWT, melalui ACT. Fauzi diberikan amanah sebagai Duta Kemanusiaan ACT.
"Saya ditawari, kayaknya ini jawaban dari keinginan saya. Yaudah akhirnya pas balik ke sini, saya banyak melihat orang-orang di sini kita terlena dalam kehidupan yang nyaman. Gampang ngeluh," katanya.
Kunjungan ke perbatasan Suriah-Turki diisi Fauzi dengan mendatangi sejumlah titik pengungsian, gudang-gudang bahan makanan milik ACT, dan sejumlah fasilitas yang dibangun bermodalkan bantuan rakyat Indonesia melalui ACT.
Fauzi juga menceritakan betapa hangatnya para pengungsi Suriah dalam menyambut rombongan dari Indonesia. Nama Indonesia sendiri sudah harum di Suriah berkat gelombang bantuan yang sudah disalurkan berbagai lembaga kemanusiaan, termasuk ACT.
"Anak-anak kecil di sana kalau melihat orang baru langsung nempel karena mungkin melihat ada energi baru. Karena ibu-ibu di sana kalau ngemong anak sudah datar, imbas konflik yang ia alami," katanya.
Fauzi menceritakan kondisi pengungsi Suriah yang memprihatinkan. Meski secara fisik para pengungsi menunjukkan kondisi yang 'baik-baik' saja, namun sorot mata dan cara mereka berkomunikasi jelas menunjukkan ada kesedihan yang mendalam. Menurutnya, seluruh pengungsi Suriah membutuhkan bantuan dari para donatur untuk menyambung hidup. Saat ini terdapat sekitar 3 juta pengungsi Suriah yang tinggal di wilayah perbatasan dengan Turki.
"Pesan saya, kita harus peduli. Nggak ada orang mau jadi korban perang. Saya saja ingin sekali bisa kembali ke sana, ada sesuatu yang nyangkut di sana," kata Fauzi.