REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada 41 tahanan kasus teroris membuat gaduh dengan meneriakkan takbir di dalam rumah tahanan (rutan) Polda Metro Jaya. Untuk mencegah hal seperti kejadian di Mako Brimob, Polda Metro Jaya memperketat pengamanan di rutan.
"Memang ada, teriakan takbir. Dijawab sama yang lain juga, tapi nggak ada (keributan). Penjagaan ketat, anggota naik ke atas langsung ditenangkan," ujar Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Dirtahti) Polda Metro Jaya AKBP Barnabas S Imam saat dikonfirmasi, Rabu (9/5).
Barnabas menjelaskan, kegaduhan terjadi usai muncul pemberitaan bahwa Mako Brimob mengalami insiden. Pada Selasa (8/5) sekitar pukul 21.00 WIB, kegaduhan mulai terjadi dengan adanya satu orang yang berteriak tabir, lalu disahut dengan yang lainnya.
"Saya juga nggak tahu persis (alasan teriakan takbir muncul). Mungkin dengar-dengar kabar (Mako Brimob ada insiden), saya tidak tahu dari mana mereka dengar kabar itu. Kami tidak lakukan geledah karena sangat riskan dan sensitif," kata Barnabas.
Sebelumnya, lima anggota Polri tewas setelah disandera pasca-kerusuhan oleh narapidana terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Selasa (8/5). Selain itu, salah satu narapidana teroris asal Pekanbaru juga tewas karena berusaha melawan dan merebut senjata polisi.
Baca juga: Wiranto: Kalau Sudah Ada yang Terbunuh, Ini Urgent