REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Drama penyenderaan di Rumah Tahanan cabang Salemba dalam Markas Korps Brimob Kelapa Dua Depok berakhir sudah. Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin meminta maaf atas insiden penyanderaan selama 36 jam, sejak Selasa (8/5) malam hingga Kamis (9/5) pagi.
"Selaku pimpinan Polri dan yang bertanggung jawab dalam semua operasi penanggulangan ini mohon maaf terhadap seluruh rakyat indonesia, bangsa dan negara karena seluruh rakyat Indonesia bangsa dan negara terganggu dengan kejadian ini," ujar Syafruddin di Kompleks Kantor Polisi Satwa Baharkam Polri
"Menjadikan kejadian ini perhatian seluruh bangsa dan dunia. Jadi Polri memohon maaf. Walaupun Polri menjadi korban," ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, seluruh 156 tahanan disebutkan sudah menyerah. Satu napi tewas dan 155 lainnya menyerah tanpa syarat. Selama 36 jam penyanderaan, Polri telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan para personel Polri yang disandera. Sembilan orang petugas sempat disandera, namun lima orang sisanya tewas.
"Polri tidak sempat menyelamatkan jiwa dan raga yang gugur walaupun segala upaya tenaga dan pikiran dan saya pimpin sendiri upaya-upaya mulai dari persuasi karena selama ini Polri selalu disoroti masalah HAM. Tapi hal itu tidak berhasil, Polri meminta maaf kepada keluarga korban, anak, istri, orang tua korban," ujar Syafruddin.
Polri melakukan operasi sterilisasi hingga Kamis (10/5) pagi. Operasi tersebut berakhir sekitar pukul 07.15 WIB. Dari operasi ini, tahanan yang melakukan penyanderaan dinyatakan menyerah.
Operasi sterilisasi dilakukan untuk berupaya memindahkan tahanan ke lembaga permasyarakatan lainnya. Saat ini tahanan masih dalam proses isolasi terlebih dahulu. "Kita akan bicarakan dulu dengan Menkumham dan Dirjen Lapas," ujar Syafruddin. Nusakambangan pun disebut bisa menjadi opsi.
Sebelumnya, dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua tersebut, narapidana menguasai seluruh enam blok. Enam orang, yakni lima polisi dan satu narapidana tewas dalam kerusuhan yang bermula sejak Selasa malam tersebut. Satu sandera petugas kepolisian berhasil dibebaskan pada Rabu (9/5) tengah malam.