REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Polisi Syafruddin memastikan, petugas keamanan telah menyelesaikan operasi pembebasan sandera di Rumah Tahan Salemba cabang Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (10/5) pagi. "Operasi penanggulangan pembebasan sandera sudah selesai aman dan terkendali dan seluruh napi teroris sejumlah 156 menyerahkan diri," ujar Syafruddin.
Operasi ini disebutnya sebagai upaya penanggulangan lunak. Ia menegaskan, hal ini bukan merupakan upaya negosiasi. Syafruddin sendiri yang memimpin apel di hadapan pasukan-pasukannya mengucapkan terima kasih pada seluruh masyarakat.
Operasi yang dilakukan, menurut Syafruddin merupakan penanggulangan lunak yang berhasil dengan baik. Dalam operasi penanggulangan ini tidak ada korban jiwa.
"Semua menyerahkan diri dievaluasi baik karena ketangguhan dan kecermatan seluruh tim. Sehingga apa yang kita hasilkan menjadi pelajaran kita semua," ucap Syafruddin.
Polri, kata Syafruddin sudah cukup sabar walaupun sembilan personelnya menjadi sandera. Lima petugas kepolisian gugur, empat di antaranya luka-luka.
Operasi sterilisasi dilakukan hingga Kamis (10/5) pagi. Operasi tersebut berakhir sekitar pukul 07.15 WIB. Dari operasi ini, 155 tahanan yang melakukan penyanderaan dinyatakan menyerah. Satu napi tewas ditembak saat insiden terjadi pada Selasa (8/5) malam.
Sebelumnya, dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua tersebut, narapidana menguasai seluruh enam blok Rumah Tahanan cabang Salemba. Enam orang, yakni lima polisi dan satu narapidana tewas dalam kerusuhan yang bermula sejak Selasa malam tersebut. Satu sandera petugas kepolisian berhasil dibebaskan pada Rabu (9/5) tengah malam.