Kamis 10 May 2018 13:49 WIB

Aher Ajak Keluarganya Nobar Film 212 The Power of Love

Film 212 The Power of Love menggambarkan Islam yang rahmatan lilalamin

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mengajak keluarganya menyaksikan penayangan perdana atau premier film 212 The Power of Love di Cinema XXI Trans Studio Mall (TSM), Rabu malam (9/5)
Foto: Istimewa
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mengajak keluarganya menyaksikan penayangan perdana atau premier film 212 The Power of Love di Cinema XXI Trans Studio Mall (TSM), Rabu malam (9/5)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mengajak keluarganya menyaksikan penayangan perdana film 212 The Power of Love di Cinema XXI Trans Studio Mall (TSM), Rabu malam (9/5). Ditemani istri Netty Prasetiyani Heryawan dan keluarga besarnya, Aher nonton bareng (nobar) film yang berdasarkan pada Aksi Bela Islam 212 di Jakarta pada Desember 2016 lalu. Aher pun, memberikan apresiasi untuk film berdurasi 110 menit ini.

"Film ini menggambarkan Islam yang sesungguhnya. Islam rahmat bagi semesta alam. Film ini menggambarkan Islam yang rahmatan lilalamin," ujar Aher.

Melalui film ini, Aher mengajak kepada umat Islam di Indonesia menampilkan Islam yang Berbhineka. "Mari kita setelah menonton kita tampilkan Islam yang Berbhineka di bumi Indonesia ini sebagai Islam yang memberik rahmat bagi alam semesta, termasuk khususnya untuk negeri Indonesia ini," katanya.

 

photo
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mengajak keluarganya menyaksikan penayangan perdana atau premier film 212 The Power of Love di Cinema XXI Trans Studio Mall (TSM), Rabu malam (9/5) (Istimewa)

Salah satu produser sekaligus penulis skenario film 212 The Power of Love, Helvy Tiana Rosa berharap film ini menjadi bagian dari jihad budaya. Helvy ingin bioskop nasional dipenuhi oleh film-film yang berkonten positif.

"Film ini bagian dari jihad budaya kita," kata Helvy.

Sementara, Ustaz Erick Yusuf yang juga terlibat dalam penggarapan film mengatakan anggaran pembuatan film ini berasal dari kantong pribadi. "Tidak ada satu pun sponsorship perusahaan besar atau pengusaha besar yang ikut di sini," kata Erick.

Film berjenis dokudrama ini, menurut Erick, ingin meluruskan pandangan sebagian kalangan tentang Islam. Karena ada pandangan yang salah tentang Islam, seperti pandangan bahwa Islam adalah radikal.

"Film ini untuk mengingatkan kita kembali. Kita harus bersemangat meluruskan pandangan tentang Islam melalui film ini," kata Erick.

Film ini dibintangi Fauzi Baadila, Humaidi Abas, Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, Meyda Sefira, Asma Nadia, dan Roni Dozer. Sutradara sekaligus produser film Jastis Arimba.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement