Kamis 10 May 2018 19:46 WIB

Raja Malaysia Segera Lantik Perdana Menteri yang Baru

Kerajaan Malaysia telah menerima hasl resmi pemilu

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Poster kampanye Mahathir Mohamad ditampilkan di sepanjang jalan di Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis (10/5). Hasil resmi dari pemilihan nasional Malaysia menunjukkan aliansi oposisi yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad telah memenangkan kursi mayoritas di parlemen, mengakhiri kekuasan 60 tahun Barisan Nasional.
Foto: Foto AP/Aaron Favila
Poster kampanye Mahathir Mohamad ditampilkan di sepanjang jalan di Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis (10/5). Hasil resmi dari pemilihan nasional Malaysia menunjukkan aliansi oposisi yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad telah memenangkan kursi mayoritas di parlemen, mengakhiri kekuasan 60 tahun Barisan Nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Istana Negara Malaysia telah menerima hasil resmi pemilihan umum ke-14 untuk semua kursi parlemen dan dewan legislatif di negara itu. Berdasarkan hasil resmi tersebut pihak Istana Negara Malaysia segera melantik Perdana Menteri Malaysia yang baru.

Dilansir Bernama, Kamis (10/5) menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh istana, Sekretaris pribadi utama Sultan Muhammad V, Datuk Nik Mohd Shafriman Nik Hassan, menerima hasil resmi dari ketua Komisi Pemilihan Umum Tan Sri Mohd Hashim Abdullah pada pukul 2.45 sore waktu setempat di Istana Negara.

Sebelumnya, Nik Mohd Shafriman menerima instrumen pemberitahuan yang ditandatangani oleh para pemimpin Pakatan Harapan (PH). PH dengan suara bulat mencalonkan Mahathir Mohamad sebagai kandidat mereka untuk perdana menteri ketujuh Malaysia.

"Kedua dokumen yang diterima akan dipresentasikan kepada Sultan Muhammad V untuk mendapatkan persetujuan Yang Mulia dalam melantik perdana menteri," kata pernyataan itu.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَّرِثُوا الْكِتٰبَ يَأْخُذُوْنَ عَرَضَ هٰذَا الْاَدْنٰى وَيَقُوْلُوْنَ سَيُغْفَرُ لَنَاۚ وَاِنْ يَّأْتِهِمْ عَرَضٌ مِّثْلُهٗ يَأْخُذُوْهُۗ اَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِّيْثَاقُ الْكِتٰبِ اَنْ لَّا يَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوْا مَا فِيْهِۗ وَالدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
Maka setelah mereka, datanglah generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini. Lalu mereka berkata, “Kami akan diberi ampun.” Dan kelak jika harta benda dunia datang kepada mereka sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah mereka sudah terikat perjanjian dalam Kitab (Taurat) bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah, kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Negeri akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mengerti?

(QS. Al-A'raf ayat 169)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement