REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Seorang profesor dari sebuah universitas di Kanada mengatakan, kaum muda Muslim di perguruan tinggi perlu dilatih menjadi duta besar Islam. Sehingga, mereka dapat menyebarkan budaya dan nilai-nilai Islam di antara masyarakat di komunitas mereka untuk membantu mengatasi masalah radikalisme dan Islamofobia.
Di sela-sela Konferensi Komunitas Muslim Internasional (IMCC) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Rabu (9/5, Profesor di Universitas London, Ontario, Kanada, Dr Gahad Hamed, mengatakan ada kebutuhan untuk membuat program pendidikan bagi pemuda Muslim di sekolah menengah dan tingkat universitas tentang Islam sebagai agama yang damai dan toleransi.
(Baca: Tantangan Umat Islam di Kanada)
Menurutnya, pemuda Muslim perlu diberikan pembinaan terkait nilai-nilai Islam seperti cinta dan kebaikan, perlindungan, dan hak asasi manusia. Sehingga, mereka menyampaikan pesan tersebut kepada sesama kaum muda dan non-Muslim di komunitas mereka.
"Masyarakat perlu menciptakan 'Duta Pemuda Muslim', sehingga mereka bisa menyebarkan budaya Islam dan nilai-nilai agama di kalangan anak-anak muda. Karena ini akan melindungi mereka dari mendapatkan radikalisasi atau belajar ideologi ekstremis," kata Hamed, dilansir di Khaleej Times, Kamis (10/5).
Infografis Hubungan Amerika-Islam
Ia mengatakan, siswa Muslim di tahun terakhir sekolah menengah dan tahun pertama di universitas harus diajarkan tentang agama, budaya dan nilai-nilainya. Menurutnya, para pemuda juga harus diajarkan mengenai isu-isu seperti demokrasi, hak-hak perempuan, hak asasi manusia dan cara komunikasi yang benar. Sehingga, mereka dapat memahami konsep dari perspektif Islam dan menyampaikan pesan itu kepada orang lain.
Hamed mengatakan, generasi muda harus diperlengkapi dengan pengetahuan Islam. Sehingga, mereka tidak disesatkan oleh kelompok-kelompok buruk dan ekstrimis yang memiliki motif tersendiri. Ia mengatakan, pendidikan adalah kunci dalam mengajar kaum muda Muslim tentang nilai-nilai agama mereka dan pentingnya toleransi. Di samping, memperlengkapi mereka dengan pengetahuan tentang bidang politik, sosial dan ekonomi.
(Baca lagi: Masjid Edmonton Bukti Islam Diterima di Kanada)
Dalam diskusi tentang peran media dalam memperbaiki stereotip Muslim di Barat, Monsef Al Salimi, peneliti tentang isu minoritas dengan Televisi Jerman, mengatakan ada teori konspirasi seputar banyak masalah dalam Islam dan ini pada dasarnya karena kurangnya pengetahuan atau penelitian sebelumnya tentang topik Islam yang tengah dibahas di media. Dalam banyak kasus, ia mengatakan materi media terkait konsep-konsep Islam tidak dipersiapkan dengan baik sebelum menyampaikannya kepada publik.
"Beberapa topik berasal dari diskusi media sosial kelompok kecil orang dan menjadi topik diskusi besar di media mainstream sebelum diteliti untuk mendapatkan perspektif luas dalam hal ajaran Islam," kata Al Salimi.