Kamis 10 May 2018 21:01 WIB

Keluarga Napiter Minta Pemerintah Bantu Pemulangan Jenazah

Warga meminta keluarga memakamkan jenazah Beny di tempat tinggal terakhirnya.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Israr Itah
Kediaman keluarga Beny Syamsu Trisno, napi teroris yang tewas dalam kerusuhan Mako Brimob. Warga Nagari Malai Limo Suku Timur keberatan jenazah Beny dimakamkan di kampungnya.
Foto: Republika/Sapto Andiko Condro
Kediaman keluarga Beny Syamsu Trisno, napi teroris yang tewas dalam kerusuhan Mako Brimob. Warga Nagari Malai Limo Suku Timur keberatan jenazah Beny dimakamkan di kampungnya.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANGPARIAMAN -- Keluarga Beny Syamsu Trisno, napi teroris (napiter) yang tewas dalam kerusuhan di Rumah Tahanan Mako Brimob, Depok, Selasa (8/5) lalu, mendesak pemerintah untuk membantu biaya pemulangan jenazah ke Padang Pariaman, Sumatra Barat. Ini agar tidak membebani pihak keluarga.

Hingga Kamis (10/5) malam ini, pihak keluarga belum memperoleh kepastian kapan jenazah Beny tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman. Menurutnya, sebagian anggota keluarga sudah menunggu di salah satu kediaman keluarga di Ketaping, Padang Pariaman.

"Istrinya juga di sana," kata Sahrial, Paman Beny Syamsu Trisno di kediamannya, Kamis (10/5).

Sosok Beny juga dikenal jarang pulang ke kampungnya di Padang Pariaman. Ermita (50 tahun), adik dari ibu kandung Beny, menyampaikan bahwa pihaknya yang menetap di kampung jarang menjalin komunikasi dengan keluarga Beny di perantauan. Bahkan, menurut ingatannya, Beny hanya satu kali pulang ke Padang Pariaman yakni sesaat setelah ia menikah dengan istrinya yang berasal dari Agam, Sumbar, sekitar 2010-2013.