Kamis 10 May 2018 21:56 WIB

Irwan Sarjana, Polisi yang Disandera Itu Rajin Puasa Sunnah

Rekannya bersyukur Iwan akhirnya dibebaskan walau dalam keadaan luka-luka.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah petugas Brimob berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas Brimob berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi korban selamat dan sempat disandera oleh napi teroris (napiter) dalam insiden di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Bripka Irwan Sarjana, rupanya sosok yang cukup religius. Dia tidak pernah lepas dari puasa sunnah Senin-Kamis.

"Baik sekali orangnya, ramah dan rajin beribadah ke masjid. Ibadahnya bagus, puasa Senin dan Kamis juga, sering saya tawarin sarapan kalo pagi mau berangkat, eh dia (Iwan, Red) bilang lagi puasa," ujar Tumini (57) yang juga tetangga dekat Irwan, di Jalan Kesenian Hankam, Cimanggis, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5).

Sosok Bripka Iwan Sarjana, salah satu anggota Densus 88 yang menjadi korban sandera dalam kerusuhan Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, terkenal sebagai sosok yang sangat baik di lingkungan sekitar rumahnya. Saat mengetahui Bripka Iwan disandera, keluarganya berteriak histeris.

Sementara, sahabat kecil Bripka Iwan, Bambang (38), mengatakan selalu bersama dengannya. "Kita kenal dia, sangat baik, di lingkungan dan masyarat di suka berbaur, saya ini teman kecilnya, saya tau dia," ujar Bambang saat ditemui di lokasi yang sama.

Ia mengaku mengenal dekat Bripka Iwan. Karena itu, ia sangat kaget mendapat informasi penyanderaan oleh para Napi Teroris di Mako Brimob. Bambang mengatakan dia prihatin dan hanya bisa berdoa demi keselataman sahabat karibnya itu. "Jujur saya kaget dengarnya (Iwan disandera, Red) saya sendiri mendoakan semoga sahabat saya itu selamat, dan akhirnya terkabulkan. Bripka Iwan dilepas sama teroris malam itu ya," ujar Bambang.

Saat masih disandera, seluruh warga terus mengikuti berita dari televisi yang ada di pos kamling. Begitu mengetahui info Bripka Iwan yang sudah bisa dievakuasi, Bambang kemudian menghubungi kawan-kawannya yang juga teman-teman kecil Iwan, untuk menyambut Iwan saat pulang ke rumah.

"Malam itu saya hubungi teman-teman, kitu nunggu di situ, pos tongkrongan depan rumah Iwan. Tapi infonya, katanya Iwan dia enggak dibawa pulang, langsung ke rumah sakit. Sampai sekarang belum pulang," ujar dia.

Bambang bersyukur rekannya itu dibebaskan walau dalam keadaan luka-luka. "Saya lihat wajahnya itu di berita katanya babak belur, tapi enggak apa-apa, yang penting sahabat saya selamat, saya ikut sedih akan kejadian ini," lanjut Bambang.

Kabar penyanderaan terhadap kawannya itu membuat Bambang tak bisa tidur. Dia terus menanti kabar dari sahabatnya itu. "Sekarang sudah plong dan bisa tidur, saya malam itu dengar Iwan sudah bisa di bebaskan," ujar dia.

Hingga saat ini, masih belum diketahui pasti kabar di rumah sakit mana Bripka Iwan dirawat. Pihak Mabes Polri menyatakan keterangan Bripka Iwan Sarjana sempat disandera para napirero tersebut.

Bripka Iwan adalah keterangan kunci yang dapat mengungkap kejadian sebenarnya, kejadian kerusuhan yang menewaskan lima anggota polisi. "(Keterangan Bripka Iwan) penting bagi penyidik untuk pengungkapan kejadian sebenar-benarnya," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Muhammad Iqbal, saat rilis di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement