Jumat 11 May 2018 00:34 WIB

Fahira: Jangan Berspekulasi Soal Kerusuhan Rutan Mako Brimob

DPD juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya lima anggota Polri

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Senjata yang digunakan napi kasus terorisme dalam drama penyanderaan polisi teronggok di salah satu ruangan Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5).
Foto: antara
Senjata yang digunakan napi kasus terorisme dalam drama penyanderaan polisi teronggok di salah satu ruangan Rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Jakarta, Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite III Dewan Perwakilan Rakyat (DPD) RI Fahira Idris mengapresiasi kinerja Polri yang berhasil menanggulangi kerusuhan di Rumah Tahanan Cabang Salemba di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Jawa Barat. DPD juga mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya lima anggota Polri dalam peristiwa itu pada Selasa (9/5) kemarin.

"Polri harus kita beri apresiasi, doa dan dukungan. Tentu kita semua mengutuk kejadian ini, dan berduka atas jatuhnya korban jiwa. Anggota Polri yang meninggal sedang menjalankan tugas negara tugas menafkahi keluarga, Insya Allah diterima disisi-Nya. Saya berharap berbagai pernyataan yang keluar dari kita semua adalah doa," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/5).

Fahira mengatakan, meninggalnya lima Anggota Polri dalam peristiwa penyanderaan dan penguasaan sebagian kawasan Rutan Brimob oleh narapidana kasus terorisme menjadi duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga korban dan Polri, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Peristiwa ini menjadi cobaan berat, karena Polri butuh waktu lebih dari satu hari mencari jalan terbaik untuk mengakhiri peristiwa ini tanpa adanya korban jiwa lagi.

Fahira mengungkapkan, proses panjang penyelesaian kerusuhan di rutan Mako Brimob oleh narapidana teroris menunjukkan banyak sisi yang dipertimbangkan Polri. Saat ini, masyarakat hanya bisa memberikan doa dan dukungan. Fahira juga meminta semua pihak mengerem komentar-komentar serta spekulasi yang justru hanya akan memperkeruh suasana.

"Polri yang lebih paham kondisi di lapangan dan strategi mengakhiri kejadian ini. Sudah ada korban jiwa, ini bukan peristiwa biasa sehingga penanganannya pasti harus hati-hati. Kita percayakan kepada Polri menyelesaikan peristiwa ini hingga benar-benar tuntas nantinya," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement