REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri terpilih Malaysia Mahathir Mohamad mengaku akan berupaya mengembalikan jutaan dana yang hilang melalui lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Kami percaya mampu mendapatkan kembali sebagian besar uang yang hilang di 1MDB," kata Mahatir seperti diwartakan BBC, Jumat (11/5).
Mahatir mengatakan akan melakukan sejumlah perubahan dalam lembaga investasi berpelat merah tersebut. Hal itu dilakukan guna meningkatkan kepercayaan para investor untuk menanamkan modal mereka melalui lembaga investasi negara itu.
"Beberapa posisi kepala harus dipecat," kata Mahatir saat ditanya mengenai perubahan dalam lembaga investasi tersebut.
Kasus penggelapan dana yang melibatkan 1MDB tengah diinvestigasi di setidaknya enam negara, seperti Singapura, Hong Kong, dan Swiss. Dalam gugatan sipil, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) menduga penyalahgunaan dana sebesar 4,5 miliar dolar AS dari 1MDB.
Perusahaan investasi yang didirikan oleh Najib Razak itu diduga telah melakukan tindak pidana pencucian uang. Mantan perdana menteri Mohammad Najib bin Abdul Razak disebut-sebut terlibat dalam skandal itu. Namun, Najib kemudian dinyatakan tidak bersalah oleh Kejaksaan Agung Malaysia.
Kembalinya Mahathir setelah pensiun 15 tahun lalu dalam dunia politik tak lepas dari dugaan korupsi yang melilit Abdul Razak. Mahathir berniat membersihkan negara dari skandal korupsi tersebut.
Mahathir dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia ketujuh oleh Yang di-Pertuan Agung XV Sultan Muhammad V di Istana Negara, Kamis (10/5) malam. Kembalinya Mahatir sebagai kepala pemerintahan Malaysia membuat dirinya tercatat dalam sejarah sebagai perdana menteri tertua di dunia dengan usia 92 tahun.
Baca juga: Kemenangan Mahathir Bisa Ancam Investasi Cina di Malaysia