REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi mengungkapkan penutupan Bandara Adisutjipto Yogyakarta diperpanjang akibat letusan freatik Gunung Merapi pada Jumat pagi (11/5). Letusan freatik Gunung Merapi terjadi pada sekitar pukul 07.32 WIB.
"Barusan diperpanjang lagi (penutupan bandara) sampai 11.40 WIB," kata Israwadi kepada Republika.co.id, Jumat (11/5).
Dia menjelaskan penutupan Bandara Adisutjipto sudah sesuai Notam B3564/18 Tanggal 11 Mei 2018 ditutup sejak pukul 10.42 WIB sampai 11.10 WIB. Penutupan bandara kemudian diperpanjang sampai 11.40 WIB.
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerbitkan Notice to Airmen (Notam) nomor B3564/18. Penutupan tersebut dilakukan akibat dari gangguan debu vulkanik hasil letusan Gunung Merapi pagi ini.
Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Sirait mengatakan Notam tersebut dikeluarkan setelah rapat dengan pemangku kepentingan penerbangan didukung data dari Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Sehingga diputuskan untuk menutup Bandara Adisutjipto karena area ruang udaranya terdampak debu vulkanik.
Yohnes menegaskan AirNav akan memantau terus perkembangan kondisi udara di sekitar Bandara Adisutjipto Yogyakarta. "Penutupan ini akan segera dievaluasi meyesuaikan dengan keadaan terkini, tutur Yohanes.
Yohanes menyampaikan AirNav sedang mengumpulkan data untuk mengetahui penerbangan yang terdampak akibat dari penutupan tersebut. Dia mengharapkan dampak dari penutupan bandara tersebut tidak meluas.