REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah dalam pertemuan trilateral antara perwakilan ulama dari Afgahnistan, Indonesia, dan Pakistan. Pertemuan ini dilakukan dalam rangka mendorong perdamaian di negara Afghanistan.
Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin bersyukur karena pertemuan trilateral ini akhirnya bisa diselenggarakan. Pertemuan antar ulama dari tiga negara menjadi sesuatu yang dibutuhkan dalam menjaga keutuhan saudara sebangsa yang ada di Afghanistan
Dia berharap kesepakatan yang diambil oleh ketiga negara menjadi upaya menumbuhkan perdamaian karena selama ini Muslim dunia sangat khawatir dengan kondisi keamanan di Afghanistan.
(Baca: Afganistan Tunjuk Indonesia Jadi Penengah Perdamaian)
Ma'ruf Amin menuturkan, sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki berbagi macam etnis, suku, ras, dan agama. Namun perbedaan ini tidak membuat negara tercerai beras. Indonesia dengan mayoritas masyarakat muslim tetap menjaga prinsip yang dipegang teguh melalui ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah.
"Mudah-mudahan prinsip ini juga dipegang teguh oleh umat Islam di Afghanistan. Kami berharap dari upaya perdamaian ini akan menemukan kalimatun sawa, mitsaqan ghalidzah, dan ittifaqah siyasiyah di antara saudara-saudara kami lintas faksi di Afghanistan," ujar Kiai Ma'ruf Amin dalam pembukaan trilateral di Istana Kepresidenan, Jumat (11/5).
Dia menuturkan, keinginan Indonesia dalam mendorong masyarakat Muslim Afghanistan untuk berislah didasari oleh tanggung jawab keagamaan dan kebangsaan. Dalam tanggung jawab kebangsaan, disebutkan melalui undang-undang dasar (UUD) alinea keempat mengenai perdamaian di dunia internasional. Landasan ini lah yang membuat Indonesia harus ikut berjuang menjaga perdamaian dunia termasuk di negara Afghanistan.
"Kami terus berdoa agar saudara-saudara kami bangsa Afghanistan diberikan anugerah oleh Allah SWT untuk menjadi negara yang aman, damai dan sejahtera, lahir dan batin," ujarnya.