Jumat 11 May 2018 13:40 WIB

Perawatan Medis Provokator Rusuh Brimob Ditangani Khusus

Kondisi narapidana teroris itu sudah membaik

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Narapidana Terorisme, Abu Afif  dibawa menuju ruang UGD RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Narapidana Terorisme, Abu Afif dibawa menuju ruang UGD RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Instalansi Forensik Rumah Sakit Polri Komisaris Besar Polisi Edi Purnomo menuturkan, RS Polri Kramat Jati membuat tim medis khusus untuk menangani pasien narapidana teroris bernama Abu Afif. Pria bernama asli Wawan Kurniawan itu disebut sebagai provokator kerusuhan yang berujung penyanderaan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5) hingga Kamis (10/5).

"Sekarang lagi dibentuk tim penanganan khusus untuk pasien itu," kata Edi melalui sambungan telepon, Jumat (11/5). Edi menambahkan, pasien yang sudah satu hari dirawat di RS Polri itu sudah dalam keadaan baik dan stabil. RS Polri sendiri disebutnya sudah melakukan beberapa hal pemeriksaan.

"Kondisi sudah baik dan stabil. Barusan rilis kalau pasien baru satu hari dirawat sudah dilakukan pemeriksaan ronsen dan laboratorium," ujar Edi.

Mengenai beberapa anggota Polri yang mengalami luka-luka, ia memastikan bahwa anggota Bhayangkara tersebut tak dirawat di RS Polri.

Abu Afif datang ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Kamis (10/5) pagi setelah operasi sterilisasi usai. Polri menyebut Abu Afif yang merupakan tersangka kasus bom Pandawa sebagai pemicu kerusuhan di Rutan Mako Brimob. Atas provokasinya, para narapidana lainnya pun ikut terpancing emosi.

"(Wawan) dia yang pertama kali memprovokasi. Ngobrak-ngabrik (sel), yang teriak ada titipan makanan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Kejadian bermula saat Selasa (8/5) petang, terjadi keributan antara napiter dan petugas. Polisi menyebut hal ini karena miskomunikasi soal makanan napi milik Wawan yang dikirim pengunjung tidak samapi ke tangan Wawan. Namun, kericuhan justru terjadi dimana sembilan petugas menjadi korban.

Lima petugas tewas, tiga terluka, satu disandera. Satu napiter, yakni Beni Samsutrisno ditembak saat kericuhan pecah pada Selasa (8/5) malam. Satu polisi yang disandera Brigadir Iwan Sarjana bebas pada Rabu (9/5) tengah malam.

Petugas melakukan operasi sterilisasi pada Rabu (9/5) hingga selesai Kamis (10/5) pagi. Dari operasi sterilisasi, sebanyak 155 tahanan yang melakukan penyanderaan dinyatakan menyerah disampaikan melalui pengumuman oleh Menkopolhukam Wiranto didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius, Kastaf Presiden Jenderal Purnawirawan Moeldoko. Napi pun dipindahkan ke Nusakambangan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement