REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat terduga teroris dibekuk Detasemen Khusus 88 Antiteror di Tambun, Bekasi, Kamis (11/5) dini hari. Empat terduga teroris yang termasuk dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Barat itu diketahui sedang menuju Markas Korps (Mako) Brimob, Kelapa Dua, yang baru saja mengalami kericuhan narapidana terorisme.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menjelaskan, pada Kamis sekitar pukul 01.35 WIB di Stasiun Tambun, Bekasi, polisi mendapat informasi intelijen akan ada yang datang ke Mako Brimob. Dari hasil informasi tersebut, polisi bergerak dan menangkap empat orang.
"Keempatnya dibawa," ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (11/5).
Baca Juga: Drama 38 Jam Penyanderaan di Mako Brimob
Tersangka tersebut adalah RA, JG, HG, dan AM. Keempatnya berasal dari Tasikmalaya. Kamis sekitar pukul 05.30 WIB, keempat orang dibawa menuju ke Jakarta. Namun, dua tersangka atas nama RA dan JG melalukan perlawanan kepada anggota yang membawa para terduga teroris tersebut.
"Mereka memberontak dan berupaya mencekik anggota hingga borgol yang dipakaikan kepada mereka terlepas. Mereka juga berusaha merebut senjata api dari petugas," ujar Setyo.
Kemudian, lanjut Setyo, anggota menembak JG dan RA yang mengakibatkan luka tembak terhadap mereka. Keduanya dibawa ke RS Polri, Kramat Jati. RA dinyatakan meninggal dunia, sedangkan JG sedang dalam perawatan.
Adapun barang bukti yang diamankan adalah sebuah sangkur, dua buah belati, amunisi atau peluru 9mm 35 butir, paku tembak 25 buah, katapel dua buah, busur besi tiga buah, peluru gotri 65 butir, golok dua buah, dan peluru senapan angin 28 butir.
"Dari hasil pemeriksaan sementara bahwa keempat terduga teroris tersebut merupakan jaringan JAD Bandung atau Jawa Barat yang akan bergerak ke Jakarta, khususnya ke Mako Brimob," kata Setyo menegaskan.
Baca Juga: Rusuh Mako Brimob, Pengamat: Kembalikan Ahok ke Cipinang