Jumat 11 May 2018 15:30 WIB

Mahathir Menang, Pengamat: Barisan Nasional Sudah Melemah

Posisi oposisi semakin kuat.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tersenyum ketika ia berbicara saat konferensi pers di Kuala Lumpur, Jumat, (11/5).
Foto: AP Photo/Andy Wong
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tersenyum ketika ia berbicara saat konferensi pers di Kuala Lumpur, Jumat, (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barisan Nasional akhirnya dapat dikalahkan oleh kelompok oposisi, Pakatan Harapan, setelah berkuasa selama 60 tahun. Kekalahan itu, merupakan kejutan, mengingat kekuatan Barisan Nasional yang sulit terkalahkan.

Pengamat Internasional dari Universitas Jendral Soedirman, Agus Haryanto mengatakan Barisan Nasional sebetulnya telah melemah sejak 2013 lalu. "Barisan Nasional memang diprediksi menang, tapi sebenarnya kubu ini semakin melemah sejak 2013 lalu," ujar Agus saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (11/5).

Hal ini, kata dia, juga didukung oleh posisi oposisi yang semakin menguat. Posisi oposisi yang menguat itu tercermin pada saat beberapa bulan terakhir saat banyak dijumpai gambar  Anwar Ibrahim yang akan segera bebas.

"Bulan Maret lalu saya ke Malaysia untuk menghadiri konferensi Indonesia Malaysia Academic Network. Perjalanan dari dan menuju bandara banyak dijumpai foto Anwar Ibrahim yang akan segera bebas. Beberapa kawan akademisi di Malaysia juga menyatakan kalau oposisi makin menguat," tuturnya.

Oleh sebab itu, kata dia, tak heran bila kubu oposisi saat ini mampu mengalahkan Barisan Nasional yang telah memimpin Malaysia selama kurang lebih 60 tahun itu.

Hal ini menjadi sejarah baru, Barisan Nasional tak lagi memimpin, walaupun pemimpin kubu oposisi yakni Mahathir Mohamad juga merupakan mantan Barisan Nasional.

Hasil resmi Komisi Pemilihan Umun menyatakan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih sebanyak 115 kursi parlemen. Angka itu membawa oposisi Malaysia memenangkan Pemilu.

Mahathir Mohamad juga dinyatakan menjadi Perdana Menteri tertua di dunia dengan usia 92 tahun. Mahathir dilantik secara resmi untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia keduakalinya pada Kamis (10/5) malam waktu setempat.

Ooi Kee Beng, direktur eksekutif Penang Institute, sebuah think thank yang didanai Pemerintah Negara Bagian Penang, menilai kekalahan koalisi BN tak lepas dari sosok pemimpin UMNO, Najib Razak. "Ia merupakan jantung dan jiwa koalisi," ujar Ooi dalam analisisnya di Channel News Asia, kemarin.

Baca juga, Mengapa Mahathir Berjaya, Najib Tumbang. 

 

Menurut Ooi, kesalahan Najib sudah tampak jauh sebelum menjadi PM pada 2009. Saat itu, dia diduga mengudeta Abdullah Badawi. Masa jabatan Najib pun terus terganggu oleh sejumlah skandal serius, seperti pembunuhan model Mongolia Altantuya Shaariibuu dan kasus korupsi 1MDB yang diselidiki Amerika Serikat (AS), Swiss, dan Singapura.

Hasil Pemilihan Umum 2013 juga menunjukkan ia gagal memenangkan suara Komunitas Tionghoa Malaysia. Menurut Ooi, setelah itu, Najib pun mengincar elemen yang lebih ekstrem di antara Melayu dan Islamis. "Modus operandi itu tampaknya berhasil dan menyebabkan Pakatan Rakyat kalah. Namun, proses manipulasi politik tanpa akhir itu telah membawa pemain baru tapi lama, yaitu Mahathir," katanya.

Ooi menuturkan, Mahathir yang kembali dari masa pensiun, kembali dengan 'peralatan perang lengkap' disertai tekad kuat menyingkirkan Najib dan membawanya ke pengadilan akibat kasus korupsi. Tekad itu tergambar dalam hasil pemilihan umum yang disampaikan KPU.

"Tidak diragukan lagi, Mahathir adalah striker paling efektif yang pernah ada. Dia tidak pernah bermain untuk kalah," kata Ooi mengibaratkan Mahathir layaknya Pele dalam perpolitikan Malaysia.

Dalam peta perpolitikan Malaysia, Muslim Melayu telah lama cenderung mendukung kebijakan afirmatif BN yang menawarkan mereka kontrak pemerintah, perumahan murah, dan jaminan penerimaan universitas. Koalisi PH, yang mengandalkan suara dan dukungan dari minoritas etnis Cina dan masyarakat India, berharap pemimpin Melayu veteran itu dapat menang atas pendukung setia BN.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement