REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit ikut berkomentar terkait tewasnya narapidana terorisme (napiter), Beny Syamsu Trisno, dalam kerusuhan Rutan cabang Salemba di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5) malam lalu. Benny merupakan putra Minang, meski sudah dua dekade merantau ke provinsi lain.
Nasrul mengaku prihatin atas kasus terorisme yang menjerat Beny, yang lahir di Padang Pariaman pada 1986 silam. Ia meminta generasi muda Muslim di Sumbar lebih berhati-hati dalam berorganisasi, apalagi yang menjurus ke paham radikal dan ekstremisme.
"Bukan kewenangan saya sebetulnya untuk berkomentar. Tapi, harapan kami, ini menjadi pelajaran bagi masyarakat Sumbar untuk tidak ikut-ikutan aliran, apalagi sampai masuk ISIS," kata Nasrul, Jumat (11/5).
Beny disebut meninggalkan kampung halamannya di Padang Pariaman, Sumatra Barat sejak 1998. Beny kemudian lama menetap di Pekanbaru, Riau.
Meski telah tewas, pihak keluarga belum bisa memastikan lokasi pemakaman Beny. Tokoh adat dan masyarakat di kampung kelahirannya di Nagari Malai V Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Padang Pariaman menyampaikan keberatannya bila jenazah Beny dimakamkan di sana.
Opsi yang muncul kemudian adalah memakamkan Beny di Pekanbaru, Riau. Pilihan lainnya adalah memakamkan Benny di dekat kediaman keluarganya di Ketaping, Padang Pariaman, Sumbar.