REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Jatim menyatakan jika musim kemarau tahun ini mundur dari jadwal biasanya. Sebab itu, masyarakat perlu mewaspadai kemungkinan yang terjadi seperti angin kencang.
"Terutama untuk wilayah pesisir utara harus memperhatikan kondisi tersebut supaya tetap mewaspadai terjadinya perubahan musim ini," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda Taufik saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Jumat (11/5).
Musim kemarau yang biasanya mulai terjadi pada Mei, kata dia, kini diprediksi mundur pada Juni 2018 dan dengan bergesernya musim kemarau, sekarang ini hingga dua bulan ke depan masyarakat diimbau tetap mewaspadai bencana yang ada.
"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan supaya kalau ada informasi terbaru bisa segera diinformasikan kepada masyarakat luas," ujarnya.
Sebelumnya, anggota DPR RI Bambang Haryo mengatakan jika fungsi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang ada saat ini harus dimaksimalkan, tidak hanya sebatas pada membantu transportasi publik tetapi bisa dikembangkan ke lini yang lainnya.
"Salah satunya adalah untuk membantu bidang pertanian dan juga bidang pangan, karena perkiraan dari BMKG sangat diperlukan dan sangat berperan dalam bidang ini," katanya.
Ia mengemukakan, fungsi lainnya adalah informasi dini terkait dengan rekomendasi cuaca pada bidang pariwisata, karena dalam bidang ini juga berpengaruh pada kunjungan wisatawan.
"Jangan sampai, ada informasi di daerah A sedang panas, tetapi di daerah tersebut malah terjadi hujan, dan hal inilah yang tidak boleh dilakukan akibat informasi yang tidak sesuai," ujarnya.