Sabtu 12 May 2018 04:40 WIB

Megawati Sindir Gerakan #2019GantiPresiden

Mega menilai pergantan kekuasaan secara demokratis dapat dilakukan lewat pemilu.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri memberikan pengarahan kepada kader dan simpatisan saat menghadiri Apel Siaga PDI Perjuangan Setia Megawati, Setia NKRI di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/5).
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarno Putri memberikan pengarahan kepada kader dan simpatisan saat menghadiri Apel Siaga PDI Perjuangan Setia Megawati, Setia NKRI di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegaskan, kemenangan politik dalam setiap pesta demokrasi harus diraih dengan cara yang demokratis dan sesuai dengan kehendak rakyat.

"Pergantian kekuasaan secara demokratis dapat dilakukan melalui pemilu dan bukan dengan cara lainnya," kata Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato arahan pada apel siaga yang diselenggarakan PDI Perjuangan di Stadion Manahan, Surakarta, Jumat, seperti dikutip melalui siaran persnya.

Apel siaga yang menampilkan tema "Tetap Setia Megawati, Setia NKRI" itu dihadiri sekitar 70 ribu kader PDI Perjuangan se-Jawa Tengah, antara lain anggota DPR RI dan calon gubernur Jawa Tengah dari PDI Perjuangan.

Pada kesempatan tersebut Megawati menyindir gerakan yang ingin mengganti presiden tahun 2019 dengan mensosialisasikan kaos bertulisan #Ganti Presiden. Menurut Megawati, pergantian presiden dapat dilakukan melalui proses demokrasi yakni pemilu presiden. "PDI Perjuangan sudah mendeklarasikan calon presidennya, silakan yang lain mendeklarasikan calon presidennya," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Megawati menegaskan agar seluruh kader PDI Perjuangan dapat bekerja keras dan kompak untuk memenangkan pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019.

PDI Perjuangan, kata dia, akan berkompetisi secara demokratis dan fair, tanpa menggunakan kekerasan. Megawati juga berharap, banyaknya kader yang hadir pada apel siaga di Surakarta ini juga terjadi pada apel siaga di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara.

"Supaya masyarakat dapat melihat bahwa partai nasionalis yang cinta Pancasila akan tetap berdiri kokoh mempertahankan Pancasila itu," katanya.

Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman tidak mempermasalahkan jika kader partainya mengenakan kaos bertuliskan "#2019GantiPresiden". Sohibul mengatakan, penggunaan tanda pagar (tagar) 2019 ganti presiden adalah konstitusional. "Saya kira itu hak masyarakat. Mengganti presiden kan saya sampaikan itu konstitusional," ujarnya saat menghadiri kampanye pasangan calon gubernur Sudrajat dan cawagub Ahmad Syaikhu di Stadion Serba Guna, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (29/4).

Pada kesempatan tersebut, Megawati juga mengajak generasi milenial atau pemilih pemula menyadari pentingnya berpartisipasi dalam pemilu untuk memilih pemimpin yang merakyat dan mejaga kedaulatan NKRI. "Kaum milenial harus sadar bahwa mereka adalah bagian demokrasi Indonesia yang harus mengerti seperti apa Republik ini didirikan, seperti apa sulitnya perjuangan yang dihadapi," kata Megawati.

Megawati juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap kelompok tertentu yang ditengarai berusaha mengubah ideologi Indonesia. 

Kelompok yang dimaksud Megawati di antaranya adalah kelompok teroris yang menyerang anggota polisi di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa hingga Kamis (8-10/5). "Lalu ada sebagian dari mereka, yang sepertinya ingin mengubah segalanya. Saya generasi tua, tapi saya tidak akan menerima negara Indonesia diobrak-abrik semaunya sendiri," ujar Megawati.

 

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement