REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Anggota Intel Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat asal Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Bripka Marhum Prencje yang menjadi korban penusukan di depan Markas Brimob Depok, Jabar meninggalkan istri dan tiga orang anak.
"Almarhum meninggalkan tiga orang anak dan seorang istri," kata adik kandung korban Sarifuddin Prencje, saat ditemui wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (12/5), saat menunggu kedatangan peti jenazah korban.
Ia menyebutkan, anak pertamanya baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), kemudian yang kedua berada di kelas II Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan yang terakhir masih berada di bangku sekolah dasar (SD) kelas IV. Bripka Marhum adalah anggota Intel Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat yang menjadi menjadi korban penusukan yang dilakukan orang tidak dikenal di sekitar Markas Komando (Mako) Brimob Polri Kelapa Dua, Depok.
Korban sempat berteriak yang didengar anggota Brimob Briptu Mato dan Briptu Grusce yang menembak pelaku hingga tewas. Pelaku ditembak lantaran berusaha melarikan diri.
(Baca juga: Detik-Detik Penusukan Bripka Prencje di Mako Brimob)
Bripka Marhum sempat dibawa ke RS Bhayangkara Brimob namun korban menghembuskan napas terakhir. Setelah ditelusuri jenazah pelaku penikaman tersebut adalah seorang mahasiswa yang berinisial TS.
Safruddin mengatakan kontak terakhir dengan saudaranya itu dilakukan pada Kamis (10/5) sore. "Pada Kamis sore saya sempat kontak almarhum (Marhum) menanyakan kabar sekaligus mengecek apakah kondisi sudah aman di Mako Brimob pada saat itu dan ia mengatakan sudah aman terkendali," ujarnya.
Tetapi ia berpesan walaupun sudah aman, Marhum diminta tetap waspada saat bertugas di lapangan. Keluarga, lanjut Safruddin, sudah mengikhlaskan kepergian korban. Sebab, menurutnya tugas sebagai polisi atau TNI ada konsekuensinya. Jenazah korban akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Malua Galiau Batu Nirwala, Desa Petleng, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Sabtu sore.