Sabtu 12 May 2018 14:51 WIB

Pemuda Santri Kunci Kemandiran Ekonomi

Pesantren memiliki kontribusi luar biasa dalam membangun kemandirian bangsa.

Rep: Novita Intan/ Red: Ani Nursalikah
Santri di pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Santri di pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesantren merupakan salah satu ujung tombak perekonomian bangsa. Setidaknya, santri harus memiliki sikap mandiri secara ekonomi.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh saat membuka dan memberikan materi pada acara Lokakarya Pengembangan Kewirausahaan Pemuda di Pesantren/Pesantrenpreneur di Lamongan, Jumat malam (13/5).

Dalam sambutannya, Niam menjelaskan pesantren di Indonesia memiliki kontribusi yang luar biasa dalam membangun kemandirian sebagai bangsa.

Pesantren satu-satunya lembaga pendidikan yang asli Indonesia yang tidak dimiliki oleh orang luar, pesantren juga meneguhkan kemandirian di sisi ekonomi. Inilah yang menjadi modal dasar dalam melawan penjajahan sehingga pesantren jadi benteng pertahanan untuk mewujudkan kemerdekaan. Karena kemandiriannya, pesantren tidak bisa didikte", ucap Niam dalam keterangan tulis yang diterima Republika, Jakarta, Sabtu (12/5).

Niam menuturkan salah satu kunci kemandirian itu adalah berdikari di bidang ekonomi. Saat ini ekonomi kreatif menjadi salah satu sumber ekonomi, sumber penghasilan yang dominan dari pada sumber-sumber ekonomi yang bersifat tradisional.

"Kata pepatah siapa yang mampu beradaptasi dengan perubahan sosial dia yang akan eksis, kalau dia tidak mampu melakukan adaptasi dengan perubahan sosial sedemikian cepat pasti dia akan digulung oleh zaman", ucap Niam.

Mantan Ketua KPAI ini menyebut, para peserta yang memiliki basis pesantren mempunyai tanggung jawab moral untuk menjaga independensi itu dengan menguasai akses dan juga sumber-sumber ekonomi yang bersifat strategis, sehingga kita memiliki jiwa perjuangan ujarnya.

Kami mengajak para peserta untuk bisa mengoptimalkan waktu dan kesempatan untuk membuka wawasan terkait dengan pentingnya kewirausahaan dan bagaimana cara memulainya dengan baik, untuk membaca daya dukung agar usaha yang akan kita mulai itu berlanjut, tidak hanya sekadar bertahan tetapi berlanjut dan juga berkembang, jelasnya.

Lokakarya ini diikuti oleh pemuda santri dari perwakilan Pesantren dan Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) di Jawa Timur. Acara ini dilaksanakan selama tiga hari di Hotel Tanjung Kodok Beach Resort, Lamongan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement