Sabtu 12 May 2018 17:30 WIB

Zulkifli Hasan: Pemilu Malaysia Jadi Pelajaran Indonesia

Zulkifli mengatakan Mahathir meski usia tua tapi ternyata masih ampuh menangi pemilu

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Perdana Menteri ke-7 Malaysia Tun Mahathir Mohamad (tengah) didamping jemaah berjalan seusai Salat Jumat di Masjid Negara, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/5).
Foto: Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
Perdana Menteri ke-7 Malaysia Tun Mahathir Mohamad (tengah) didamping jemaah berjalan seusai Salat Jumat di Masjid Negara, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan hasil Pemilu di Malaysia menjadi pelajaran berharga bagi rakyat Indonesia. Berbagai pesan terkandung di dalamnya.

"Kemenangan Mahatir (Muhammad) pelajaran berharga. Kerja politik meski berusia tua ternyata ampuh. Isu soal TKA ternyata ampuh," kata Zulkifli di Jakarta, Sabtu (12/5).

Zulkifli mengatakan pelajaran lainnya adalah posisi penegakan kedaulatan negara dan rakyat. Di mana sebuah negara pasti menginginkan kondisi rakyatnya bisa terjamin.

"Agar korupsi dan transaksi uang di dalam politik jangan ada lagi Indonesia. Agar Indonesia lebih berdaulat. Jangan hanya slogan tapi konsisten dilaksanakan," ujar Zul.

Seperti diketahui dua hari lalu Malaysia baru saja melantik PM baru Mahatir Muhammad menggantikan Najib Razak. Kelompok Mahatir memenangkan Pemilu secara telak dengan 122 kursi di parlemen menggusur Barisan Nasional dari tampuk kekuasaan.

Mahatir dalam usia 92 tahun kini menjabat PM kembali. Yang telah ditinggalkannya 20 tahun silam. Kemenangan ini mengejutkankan karena semua lembaga survei di Malaysia mengatakan partai penguasa saat itu yakni Barisan Nasional menang Pemilu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement