REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Loenpia Jazz 2018 digelar di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (12/5). Sebanyak 250 musisi dari 35 grup lokal Semarang, nasional, hingga internasional tampil di ajang tersebut tahun ini.
"Dari nasional, antara lain Shadow Puppet and Harvey Malaihollo, Jazz Muda Indonesia, NonaRia, MLD Jazz Project, dan Youniverse," kata Talent Manager Loenpia Jazz 2018 Reza Pahlevi di Semarang, Sabtu malam.
Untuk musisi jazz internasional, kata dia, tampil Rebeca and De Tuan dari Belanda yang akan menghibur pengunjung yang bersamaan dengan pergelaran Pasar Semarangan di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang.
Pergelaran Loenpia Jazz 2018 yang berlangsung mulai pukul 14.00-24.00 WIB, kata dia, terbagi atas tiga panggung dengan penamaan yang berbeda, yakni Panggung Salaman, Panggung Gandengan, dan Panggung Rangkulan.
Ketiga panggung memiliki pemaknaan masing-masing, lanjut dia, seperti Panggung Salaman yang menyuguhkan talent baru yang masih fresh agar para penikmat jazz dan masyarakat bisa lebih mengenal mereka.
"Panggung Gandengan agar pengunjung bisa kenal dekat dengan talent yang tampil, sementara Panggung Rangkulan dimaksudkan bagi pengunjung untuk bisa mengenal lebih dekat lagi dengan talent," katanya.
Berkaitan dengan pemilihan lokasi pergelaran Loenpia Jazz tahun ini di Hutan Wisata Tinjomoyo Semarang, Katarina Hadriani dari tim kreatif menyampaikan destinasi itu memiliki kedekatan historis di Kota Semarang.
Tahun-tahun sebelumnya, jazz yang digelar komunitas Jazz Ngisoringin Semarang itu berlokasi di Taman Keluarga Berencana (KB), kawasan Pecinan, Kota Lama, Puri Maerakaca, GOR Jatidiri, dan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS).
"Dulunya, kawasan hutan Tinjomoyo ini adalah kebun binatang yang terkenal. Makanya, kami ingin menghidupkan kembali kawasan yang jadi hutan wisata ini, apalagi dengan adanya Pasar Semarangan," katanya.
Setiap tahun, kata dia, Loenpia Jazz selalu menghadirkan yang baru dan unik, termasuk lokasi agar para pengunjung selalu bisa mendapatkan pengalaman lebih menarik dan berbeda ketika menontonnya.
"Tema yang diangkat dalam Loenpia Jazz 2018 adalah Unity in Diversity dengan tagline 'Piye Kabare? Iseh Penak Jazzku tho?' Ya, kami ingin memberikan sesuatu yang selalu baru dan unik," ungkapnya.
Kantong parkir pun sudah disiapkan, yakni di kampus Universitas Katolik Soegijapranata bagi pengunjung yang membawa mobil, sementara bagi pengunjung bersepeda bermotor bisa parkir di kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo.
"Kami sudah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang untuk menyediakan lima shuttle bus yang mengantar pengunjung dari Unika Soegijapranata dan dari Jatingaleh menuju Sampangan," katanya.