REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Pihak kepolisian Malaysia melakukan pemeriksaan terhadap gedung apartemen mewah di Kuala Lumpur. Apartemen tersebut merupakan tempat keluarga mantan Perdana Menteri Najib Razak tinggal.
Sekitar 20 orang polisi terlihat memasuki lobi di gedung apartemen Pavilion Residences, Kuala Lumpur. Petugas dikabarkan mencari dokumen negara yang ditakutkan akan dibawa Najib Razak secara ilegal.
"Kami sedang mencari dokumen-dokumen pemerintah yang kemungkinan telah dibawa secara ilegal," kata seorang perwira polisi, Ahad (13/5).
Penggerebekan dilancarkan pada saat perdana menteri baru Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan telah mencegah Najib meninggalkan Malaysia atas kecurigaan terlibat dalam skandal dana negara 1MDB senilai miliaran dolar.
Polisi bergerak setelah menerima laporan bahwa kendaraan pemerintah membawa puluhan kardus, yang dipakai untuk memasukkan tas bermerek serta barang lain ke apartemen tersebut untuk istri Najib, Rosmah Mansor.
Menurut polisi, para anggota keluarga Najib sebelumnya tinggal di gedung apartemen tersebut, namun nama-nama mereka tidak disebutkan.
Najib pada Sabtu mengatakan ia akan berangkat ke luar negeri selama satu pekan untuk beristirahat. Namun beberapa menit kemudian, Departemen Keimigrasian mengumumkan bahwa Najib dan istrinya telah dilarang meninggalkan Malaysia.
Mahathir, yang pada Kamis dilantik sebagai perdana menteri, telah menyatakan tekad untuk menyelidiki menghilangnya miliaran dolar dari dana negara 1Malaysia Development Berhard (1MDB), yang dibentuk oleh Najib.
Menurut dokumen-dokumen Departemen Kehakiman Amerika Serikat, dana sebesar 681 juta dolar dari 1MDB telah dialirkan ke rekening pribadi seseorang yang disebut dengan Pejabat Nomor Satu Malaysia. Sumber-sumber AS dan Malaysia memastikan bahwa seseorang itu adalah Najib.
Najib mengatakan bahwa simpanan bank itu merupakan sumbangan dari seorang anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, yang tidak disebutkan namanya, dan telah dikembalikan dalam jumlah besar.