REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kabid Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera kembali mengungkapkan adanya satu korban jiwa tambahan dalam peristiwa ledakan bom di tiga gereja di Surabaya pada Ahad (13/5). Artinya, rentetan teror bom yang terjadi di Kota Pahlawan tersebut saat ini sudah menewaskan 11 orang.
"Ada tambahan satu lagi yang meninggal dunia di Ngagel yang bisa kita identifikasi. Artinya sidah 11 yang meninggal dunia," kata Frans saat menggelar konferensi pers di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Ahad (13/5) siang.
Sementara itu, untuk korban luka-luka yang saat ini dirawat masih berjumlah 41 orang. Kesemua korban dirawat di RS. Dr. Soetomo, RS Bedah Surabaya, RS Bhayangkara Surabaya dan lain sebagainya.
Frans juga menjelaskan waktu kejadian yang pasti dari serangkaian teror bom di gereja-gereja di Surabaya tersebut. Bom yang pertaman kali meledak menurutnya adalah di Gereja Santa Maria Ngagel. Waktu kejadiannya pada 06.30 WIB.
Kemudian bom selanjutnya meledak di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro. Waktu kejadiannya pada 07.15 WIB. Kemudian yang terakhir meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna pada 07.53 WIB.
Seperti diketahui, ledakan bom terjadi di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di sana. Tiga gereja yang dimaksud adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Arjuna, dan Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel.