REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Saat ini, beredar berbagai headline yang menyatakan bahwa Amien Rais menyebut bangsa Indonesia sebagai bangsa ‘pekok’. Hanum Rais, mengetahui hal ini mengkonfirmasi langsung kepada ayahnya apa benar Tokoh Reformasi itu menyatakan demikian saat mengisi ceramah di Masjid Muthohirin Yogyakarta, Kamis (10/5).
"Yang dikatakan Pak Amien sebenarnya adalah Indonesia jangan sampai menjadi bangsa yang pekok, namun kemudian dipelintir media menjadi Indonesia bangsa yang pekok. Tentu saja framing seperti ini jahat sekali, karena konteks beritanya juga tidak disampaikan secara utuh" tutur Hanum Rais di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu (12/5).
“Ini bukan pertama kali statement ayah saya dipelintir oleh media. Pernyataan tentang partai setan, dan nazar berjalan kaki juga diberitakan tidak sebagaimana yang sebenarnya,” lanjut Hanum Rais melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/5).
Saat peluncuran buku terbaru Hanum Rais, I am Sarahza pada event Islamic Book Fair (IBF) ke-17 tahun 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (20/4), Amien Rais menyatakan bahwa berita yang menceritakan dirinya nazar berjalan kaki 65 km untuk kemenangan seorang tokoh politik adalah hoaks.
"Saya bernazar untuk melakukan jalan kaki sepanjang 65 kilometer ketika benar anak saya Hanum diberikan keturunan, Sarahza ini," kata Amien Rais saat berada di panggung utama IBF seraya menunjuk cucunya, Sarahza.
Sarahza merupakan anak perempuan semata wayang Hanum Rais yang dinantikan oleh Hanum Rais dan suaminya setelah menikah selama 11 tahun lamanya. Nazar berjalan kaki itu pun, telah dilaksanakan oleh Amien Rais.
Hanum menambahkan, “Saya harap ke depannya setiap kali ada isu harus ber-tabayyun dulu. Jangan sampai asal comot dan ikut menjadi penyebar hoaks yang menimbulkan perpecahan.”
Hanum juga menuliskan melalui akun media sosial Twitter @hanumrais:
“Amien Rais tidak pernah mengata-ngatai bangsanya sendiri demikian. Justru AR menyuarakan suara hati bangsa yang selama ini dipekoki pemimpinnya. Tapi semua telah dipelintir oleh media. Tidak ada bukti video, audio, kalau hanya tulisan, media berfantasi seenaknya. Jahat sekali.”