Ahad 13 May 2018 20:42 WIB

Biaya Pengobatan Korban Bom Surabaya Ditanggung Pemerintah

Presiden Jokowi mengatakan seluruh biaya pengobatan korban bom ditanggung pemerintah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Kesehatan (Menkes) - Nila F Moeloek
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Kesehatan (Menkes) - Nila F Moeloek

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Profesor Dokter Nila Moeloek mengatakan, semua biaya kesehatan korban serangan bom Surabaya akan ditanggung pemerintah. Keputusan ini berlaku pada seluruh korban meninggal dunia, luka berat maupun ringan di seluruh rumah sakit.

"Pak presiden sudah bilang juga. Semua biaya digratiskan dan jadi tanggungjawab pemerintah," kata Nila saat ditemui wartawan di RSUD Soetomo Surabaya, Ahad (13/5) malam.

Seperti diketahui, 13 orang dilaporkan meninggal dunia akibat serangan bom di Surabaya, Ahad pagi (13/5). Hingga kini, sejumlah RS di Surabaya masih merawat 47 korban yang mengalami luka baik ringan maupun berat.

"Itu sementara data yang ada di kami. Yang kritis kemungkinan bisa bertambah, tapi kita berdoa semoga tidak ada korban meninggal lagi," ujarnya.

Menurut Nila, korban dengan luka bakar terberat berada di RSUD Soetomo Surabaya. Korban yang luka bakarnya hampir 99 persen tersebut sudah dioperasi meski masih kritis. Di RS ini juga terdapat korban yang diamputasi kakinya dan adapula yang kedua matanya terkena pecahan lempengan.

Mengenai korban yang berpotensi cacat seumur hidup, Nila menyatakan, akan berusaha seoptimal mungkin. Salah satu di antaranya upaya terhadap korban yang kedua matanya terkena pecahan. Jika mengalami kerusakan berat, para tenaga medis tentu tidak dapat mempertahankan penglihatan korban.

"Dan kebutaan kemungkinan akan terjadi," ucapnya.

Di RSUD Soetomo terdapat lima korban yang mengalami luka berat akibat serangan bom. Dari lima tersebut, dua di antaranya berjenis kelamin pria. Sebagian besar merupakan korban serangan teroris di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel, Surabaya.

Teror bom melanda wilayah Surabaya pada Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.

(Baca juga: Korban Meninggal Akibat Bom Surabaya Jadi 13 Orang)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement