REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo mempercayakan pengamanan gereja-gereja Katolik di Jakarta kepada aparat keamanan, pascaserangan teror di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Pernyataan tersebut disampaikan uskup kepada wartawan di Katedral Jakarta, Ahad (13/5) malam, setelah polisi menetapkan status siaga satu di Ibu Kota menyusul teror bom Surabaya.
"Kami percaya aparat menggunakan segala sarana dan wewenang mereka untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat," ujar Uskup Suharyo.
Menurut uskup, setiap komunitas gereja Katolik di Jakarta melalui paroki masing-masing telah memiliki koordinasi yang baik dengan aparat keamanan serta tokoh masyarakat. Sehingga, umat Katolik tidak menunjukkan rasa takut atau khawatir terjadi serangan susulan.
"Kami tenang, kita tidak takut kepada terorisme," tegas Uskup Suharyo.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis telah memerintahkan seluruh anggota di wilayah hukum Polda Metro Jaya siaga satu terkait ledakan bom di tiga gereja di Surabaya.
"Keamanan status kesiapsiagaan seluruh jajaran Polda Metro Jaya dinyatakan dalam status siaga satu," kata Irjen Polisi Idham Azis.
Status siaga satu tersebut ditetapkan setelah mencermati ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, yang mengakibatkan belasan korban meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.
Sebelumnya, beberapa ledakan terjadi di Surabaya, yaitu di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Raya Arjuna.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, yaitu pada sekitar pukul 07.30 WIB. Adapun dua ledakan lain, berjeda masing-masing lima menit setelah ledakan pertama.