REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandung menggelar debat publik ketiga Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Bandung, pada Ahad (13/5) malam. Dalam debat yang digelar di Hotel Asrilia itu, tiga kontestan pilwalkot memaparkan cita-cita pembangunan dalam lima tahun ke depan.
Kandidat nomor urut satu, Nurul Arifin-Chairul Yakin Hidayat, memaparkan beberapa problem yang harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Nurul menyebut, tiga hal itu sering menjadi keluhan warga selama ia dan Chairul melakukan kampanye ke seluruh pelosok wilayah Kota Bandung.
"Kami telah masuk ke berbagai wilayah, memasuki wilayah kumuh, perbatasan. Dan kami berinteaksi dengan masyarakat mengenai kondisi riil. Mereka mengeluhkan mengenai pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan," ujar Nurul.
Menurutnya, pasangan Nuruli telah memiliki peta jalan penyelesaian persoalan mendasar tersebut. Di sisi pendidikan, ia ingin agar di Kota Bandung tidak ada namanya sekolah favorit, seluruh sekolah harus memiliki akses dan fasilitas yang sama tanpa terkecuali.
"Di sisi kesehatan, kita ingin Puskesmas bisa berjalan 24 jam agar bisa melayani masyarakat secara maksimal. Menyoal kesejahteraan, kami akan memberikan jaminan khususnya bagi pelajar agar memiliki kompetensi. Jadi 100 hari (setelah lulus) dia bisa langsung bekerja," katanya.
Pasangan nomor urut dua, Yossi Irianto-Aries Supriatna mengatakan, cita-cita yang akan dikejarnya yakni penerapan kota pintar (smartcity) di setiap lini pemerintahan dan pelayanan umum kepada masyarakat.
Kata dia, teknologi merupakan sebuah hal yang tidak bisa terhindarkan, apalagi saat ini masuk dalam sistem dunia digital. Maka dari itu, kata dia, penerapan teknologi akan menjadi basis pembangunan pemerintahannya.
"Ada beberapa konsep smartcity yang kita tawarkan, Smart Goverment, Smart People, Smart Living, dan Smart Society," ujarnya.
Terakhir, pasangan nomor urut tiga, Oded M Danial-Yana Mulyana, menginginkan dalam lima tahun ke depan Kota Bandung menjadi kota unggul, nyaman, dan agamis. Pasangan itu juga akan berupaya menjadikan Bandung lebih memiliki karakter, baik dari sisi moral dan kinerja, serta memiki literasi budaya tinggi.
"Infrastruktur dan lingkungan berharap semakin layak dihuni warga. Secara ekonomi kami harap dengan potensi luar bisa merata dirasakan warga Kota Bandung," katanya.