REPUBLIKA.CO.ID, HUDDERSFIELD -- Arsene Wenger merasa emosional ketika memimpin Arsenal tampil di laga pamungkas musim ini melawan Huddersfield Town, Ahad (13/5) malam WIB. Laga tersebut jadi momen terakhir Wenger sebagai pelatih Arsenal setelah memutuskan akan hengkang bulan lalu.
Menurut Wenger, ada perasaan sedih ketika peluit terakhir ditiupkan wasit pada laga yang dilangsungkan di markas Huddersfield tersebut. Sebelum peluit dibunyikan, seluruh isi stadion John Smith sempat melakukan standing ovation pada menit ke-22.
Tindakan standing ovation pada menit ke-22 ini bertepatan dengan jumlah musim yang Wenger habiskan di Arsenal. Pelatih berkebangsaan Prancis ini pun mengakui, tak mudah meninggalkan Arsenal yang telah dilatihnya selama dua dekade lebih.
Namun, Wenger bersyukur karena laga terakhirnya di Arsenal berjalan baik dan ditutup dengan kemenangan. Pada laga pekan ke-38 Liga Primer Inggris tersebut, Arsenal menang 1-0 lewat gol Pierre-Emerick Aubameyang.
"Sangat emosional karena saya sudah menjalani 1.235 pertandingan bersama klub yang sama. Saya menikmati ini dengan kemenangan karena itulah yang membuat kita bahagia di dunia sepak bola," kata Wenger dikutip dari London Evening Standard, Senin (14/5).
Wenger mengatakan, selepas dari Arsenal, sepak bola akan selalu jadi jalan hidupnya. Mantan pelatih AS Monaco ini mengatakan, sulit untuk menemukan obat dari rasa ketagihannya terhadap sepak bola.
"Saya akan tetap di sepak bola dan menjadi fan Arsenal. Saya harap klub ini meraih yang terbaik di masa depan," kata Wenger.
Wenger mempersembahkan tiga trofi juara Liga Primer Inggris dan tujuh gelar Piala FA. Sampai saat ini, pencapaiannya yang membawa the Gunners meraih juara Liga Primer Inggris tanpa terkalahkan pada musim 2003/2004 belum bisa diulangi siapapun.
Sayang, Wenger harus pergi dari Arsenal dengan nirgelar musim ini. Di Liga Primer Inggris, Meriam London bahkan harus finis di peringkat keenam dan tak bisa tampil di Liga Champions musim depan.