REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Serangkaian badai besar diperkirakan menyapu kawasan utara India pada Senin (14/5) waktu setempat. Sedikitnya, 66 orang tewas akibat badai debu, hujan deras disertai petir menghantam berbagai daerah di negara tersebut.
Sebelumnya, serangkaian badai menumbangkan pepohonan dan tiang listrik, memaksa perusahaan menunda penerbangan, serta mengganggu jadwal kereta di kawasan utara, timur dan selatan India, termasuk ibu kota, New Delhi.
Departemen Meteorologi India menyatakan pada Senin, rangkaian badai dengan angin berkekuatan besar diperkirakan menyapu sebagian besar kawasan utara Uttar Pradesh, negara bagian paling padat di India. Badai umum terjadi setiap tahun, yaitu saat musim hujan dimulai di kawasan Asia Selatan. Namun, cuaca tajam pada tahun ini serta korban jiwa, yang ditimbulkannya, adalah hal tidak biasa.
Sedikitnya 34 orang tewas dan 47 orang luka-luka saat hujan badai disertai petir menghantam Uttar Pradesh pada Ahad. Bencana itu juga memaksa ribuan orang mengungsi, kata Sanjay Kumar, komisioner lembaga penanganan bencana daerah setempat, kepada Reuters. Kumar memperkirakan bahwa angka kematian itu bisa jadi akan bertambah.
Sementara itu, di New Delhi dan sekitarnya, lima orang tewas akibat tertimpa pohon yang tumbang. Sedikitnya 11 orang tewas, termasuk lima orang anak, di negara bagian West Bengal, kata Suresh Kumar, dari departemen penanganan bencana. Sementara empat orang juga kehilangan nyawa di negara bagian Odisha. Di negara bagian Andhra Pradesh, setidaknya 12 orang tewas akibat tersambar petir, kata Sheshagiri Babu, juga dari badan penanganan bencana.
Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam akun Twitter resminya, sudah meminta semua otoritas terkait untuk memberikan "semua bantuan yang bisa diberikan" kepada para korban yang membutuhkan. Di New Delhi, pihak kepolisian nampak masih sibuk membersihkan jalanan dari pohon-pohon yang tumbang. Pada awal bulan ini, hujan badai menewaskan lebih dari 78 orang di kawasan utara dan barat India.