Senin 14 May 2018 22:20 WIB

OJK Imbau Pelaku Industri Keuangan Tetap Tenang

Fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih terjaga baik.

Red: Nur Aini
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di antara monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau pelaku industri jasa keuangan untuk tetap tenang menanggapi adanya beberapa aksi terorisme yang terjadi sepekan terakhir.

"Kami mengimbau seluruh pelaku industri jasa keuangan untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal mengingat secara fundamental perekonomian Indonesia masih terjaga dengan baik," kata Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK Budi Armanto di Jakarta, Senin (14/5).

Budi menuturkan bahwa aparat keamanan telah menangani situasi dan terus menjaga stabilitas kondisi keamanan pascaaksi teror di Depok, Surabaya, maupun Sidoarjo. Ia pun menyampaikan belasungkawa atas adanya korban akibat aksi terorisme tersebut.

"Atas nama seluruh Dewan Komisioner dan seluruh keluarga besar OJK, saya turut menyampaikan belasungkawa dan dukacita yang mendalam jatuhnya korban karena beberapa aksi terorisme," ujar Budi.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan NasionalBambang Brodjonegoro menilai aksi terorisme yang terjadi dalam seminggu terakhir tidak akan menimbulkan dampak negatif dalam jangka waktu lama apabila disikapi dengan tepat.

"Sekarang bagaimana menyikapi dan mengatasinya. Artinya, harus buktikan bahwa sebenarnya Indonesia itu aman, kondusif. Kalau bisa dibuktikan, saya rasa tidak akan ada gangguan jangka panjang terhadap investasi maupun pariwisata," ujar Bambang.

Kendati demikian, dia menuturkan bahwa aksi terorisme tersebut akan memengaruhi sektor pariwisata, apalagi sejumlah negara mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning/travel advice. "Hal itu menimbulkan dampak pada pariwisata, atau travel warning, ya. Tinggal bagaimana menyikapi ini. Harus dilawan memang," katanya.

Khusus untuk Kota Surabaya, Jawa Timur, yang sering menjadi tempat gelaran pertemuan besar ekonomi syariah, Bambang mengatakan bahwa aksi terorisme yang terjadi di kota tersebut tidak ada korelasinya dengan pengembangan keuangan syariah itu sendiri. "Saya rasa tidak ada hubungannya, ya. Kalau mengembangkan industri keuangan syariah bisa di mana saja. Yang paling penting itu regulasinya bagus, kuat, serta permodalan dari investor," ujar Bambang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement