Senin 14 May 2018 22:38 WIB

Mapolres Mataram Berlakukan Satu Pintu Masuk

Pemeriksaan pengunjung di Mapolres Mataram diperketat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nur Aini
Aparat kepolisian meningkatkan pengamanan di Mapolres Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jalan Langko, Mataram, mengusul aksi teror bom di sejumlah daerah.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Aparat kepolisian meningkatkan pengamanan di Mapolres Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jalan Langko, Mataram, mengusul aksi teror bom di sejumlah daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Mataram memberlakukan satu pintu masuk untuk mengantisipasi terjadinya serangan teror pascakejadian bom di Surabaya dan Sidoarjo.

Kapolres Mataram AKBP Muhammad mengatakan, peningkatan pejagaan pintu masuk Mapolres Mataram dilakukan setelah terjadi ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5). Sejumlah polisi bersenjata laras panjang yang menjaga portal pintu masuk Mapolres Mataram di Jalan Langko, Kota Mataram diperketat. Setiap masyarakat yang datang ke Mapolres Mataram diperiksa secara ketat oleh petugas di depan Markas.

Muhammad menyatakan selama ini pihaknya memberlakukan tiga pintu masuk pelayanan Mapolres Mataram. Namun setelah adanya peristiwa ledakan bom di Surabaya, pintu masuk di Mapolres diberlakukan satu pintu.

"Kita perketat penjagaan, bagi masyarakat yang masuk kita geledah dan periksa barang bawaan," ujar Muhammad di Mataram, NTB, Senin (14/5).

Ia meminta maaf kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan datang ke Mapolres terpaksa harus diperiksa, demi keamanan dan kenyamanan bersama. "Mohon maaf kepada masyarakat, apabila ada yang merasa kurang nyaman. Pemeriksaan ini harus kami lakukan untuk mengantisipasi kejadian di wilayah kita," katanya.

Muhammad juga meminta kepada masyarakat untuk sama-sama bersinergi dengan aparat Kepolisian dalam mengatasi aksi terorisme. Apabila ada orang-orang pendatang baru yang mencurigakan masuk kelingkungan tempat tinggal segera melaporkan kepada aparat kepolisian setempat.

"Demikian juga ditekankan kepada masyarakat agar tidak takut dengan para pelaku teror, tetapi justru harus dilawan," ucapnya.

Ia menyebutkan, keamanan di setiap tempat ibadah seperti gereja sejak kejadian teror bom di Surabaya sampai saat ini masih dilakukan jajarannya. Pada malam hari pengamanan juga menjadi atensi untuk memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat. "Saya sudah melakukan koordinasi dengan pihak TNI dan Pol PP untuk sama-sama melakukan patroli malam," ungkap Muhammad.

Peningkatan pengamanan juga dilakukan sejumlah hotel di Mataram. General Manager Hotel Golden Palace Mataram, Ernanda, mengatakan menggunakan pengamanan internal melakukan pemeriksaan setiap kendaraan yang memasuki halaman hotel. Ia mengatakan, belum ada pengaruh serangan teror di Jawa Timur terhadap tingkat kunjungan wisatawan.

"Sementara belum ada pengaruhnya. Kalaupun ada karena bulan puasa yang setiap tahun selalu ada penurunan. Masih normal-normal saja," kata Ernanda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement