REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem menolak keputusan Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kantor kedutaannya di Israel, dari kota Tel Aviv ke Yerusalem. Ia menyebut langkah tersebut sebagai langkah sepihak dan sia-sia.
Sheikh Naim Qassem dalam pidatonya yang disiarkan di televisi Hizbiz al Manar di Beirut, Senin (14/5), mengungkapkan bahwa serangan terhadap pertahanan Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pekan lalu telah menegaskan keseimbangan penghadangan antara Israel dan musuh-musuhnya.
Sementara Israel mengatakan, pihaknya menyerang hampir semua infrastruktur militer Iran di Suriah pada hari Kamis. Itu dilakukan setelah pasukan Iran menembakkan roket ke wilayah yang dikuasai Israel untuk pertama kalinya dalam pertukaran militer paling luas yang pernah ada antara dua negara bermusuhan tersebut.
Hizbullah adalah kelompok yang berbasis di Lebanon dan memiliki dukungan dari Iran.