REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hikmah puasa adalah agar kita sehat. Hal ini terjadi karena didalam berpuasa ada pembatasan asupan makanan , keteraturan dan pengendalian diri. Ketiga unsur ini adalah sesuatu yang seharusnya konsiten kita laksanakan baik pada saat berpuasa dan setelah berpuasa. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Ari Fahrial Syam, SpPD.
Pria yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini mengatakan puasa Ramadan membuat kita mengurangi frekuensi makan kita yang biasanya 3 kali menjadi 2 kali. Jika ini dilaksanakan bahwa memang akan terjadi pembatasan asupan makan dan pembatasan kalori (restriksi kalori). Dampak adanya pembatasan makan dalam hal ini pembatasan asupan kalori jelas akan membuat manfaat bagi kesehatan bagi seseorang yang menjalani ibadah puasa tersebut.
"Pembatasan makan akan membuat tubuh melakukan penghancuran lemak tubuh," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (15/5).
Pembatasan makan juga menyebabkan pengurangan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh kita. Jadi dengan adanya pembatasan makan, berat badan akan turun, kolesterol akan turun, kadar gula darah juga menjadi lebih terkontrol.
Selain itu adanya puasa sepanjang hari akan membuat kita mengurangi konsumsi camilan-camilan yang tidak sehat seperti coklat, keju, lemak. Mengurangi makanan-makanan yang manis dan asin yang belum tentu sehat bagi tubuh kita.
Selain itu bagi orang yang merokok akan mengurangi konsumsi rokoknya setiap hari. Sehingga puasa akan membuat orang sehat menjadi tambah sehat dan orang dengan penyakit kronis (Hipertensi, Kencing Manis, Kegemukan dan kolesterol tinggi) akan membuat penyakit menjadi lebih baik dan terkontrol.
Hanya saja target sehat yang diharapkan ini tidak akan tercapai kalau dalam berpuasa ini kita melakukan budaya balas dendam saat berbuka. Sehingga tujuan pembatasan makan dan pembatasan kalori tidak tercapai.