Selasa 15 May 2018 10:48 WIB

Ustaz Somad: Pelaku Teror Bom Surabaya tak Mati Syahid

Ustaz Abdul Somad menyebut, videonya telah dipotong dan tidak pada konteks.

Rep: Febrian Fahri/ Red: Teguh Firmansyah
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Abdul Somad menegaskan, pelaku teror bom bunuh diri di Surabaya bukanlah tergolong orang-orang yang mati syahid. Menurut ulama kondang asal Riau itu, telah terjadi pemahaman yang salah karena menganggap bunuh diri yang mengorbankan pemeluk agama lain adalah mati syahid.

Orang yang mati syahid adalah orang yang meninggal di medan perang melawan kaum kafir yang punya niat membinasakan Islam. Bukan di negeri yang damai seperti di Indonesia.

Ustaz Somad mencontohkan di Palestina melawan tentara zionis Israel. "Kalau di Palestina, di wilayah perang, mereka bunuh diri untuk menyerang Israel, itu baru mati syahid. Kalau yang dilakukan di Surabaya itu bukanlah mati syahid. Karena negeri kita ini negeri yang damai dan rukun antarumat beragama," kata Ustaz Somad saat memberikan ceramah di Riau, Selasa (15/5) pagi, yang disiarkan langsung melalui Instagram resmi Ustaz Somad.

Ustaz Somad menyebutkan, syahid pada zaman nabi ketika tentara Islam kalah dalam Perang Uhud. Saat itu Nabi mengatakan, tentara Islam yang meninggal di tangan tentara kafir Quraish akan bertemu Nabi di surga karena mati syahid. Mendengar perkataan Nabi Muhammad SAW itu, makin ramai tentara Islam yang berani menyongsong tentara kafir dan mati syahid.

Ustaz Somad mengklarifikasi tentang video ceramahnya yang dipotong oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Ustaz Somad disebut telah memotivasi orang untuk bunuh diri.

"Video ceramah saya itu dipotong dan mengatakan Ustaz Abdul Somad telah memotivasi orang bunuh diri. Itu dalam konteks apa? Syahid kalau mati di medan perang melawan orang kafir yang hendak membinasakan Islam. Tapi tidak apa-apa. Saya anggap saja iklan gratis. Karena orang akan mencari video lengkap saya dan paham kalau saya bukanlah ustaz yang radikal," ujar Ustaz Somad.

Kepolisian Daerah Jawa Timur menyebut korban tewas dalam teror bom di Surabaya dan Sidoarjo pada Ahad (13/5) dan Senin (14/5) berjumlah 28 orang, baik pelaku, petugas kepolisian, maupun masyarakat. Jumlah korban luka-luka dalam aksi terorisme tersebut sebanyak 57 orang, termasuk anggota keluarga yang diduga menjadi pelaku pengeboman.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan, jenis bom yang digunakan para pelaku teror dalam serangkaian aksi di Surabaya dan Sidoarjo bermacam-macam. Namun demikian, kata Tito, bom yang digunakan di semua titik kejadian bentuknya hampir sama, yaitu menggunakan bom pipa. "Tapi ada yang ditumpuk, ada yang ditambah jumlahnya, ada lagi yang ditambahkan bensin, seperti dalam kasus di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuno," ujar Tito di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).

Tito juga mengungkapkan, berdasarkan penemuan sementara dari Puslabfor, material bahan peledaknya adalah TATP (triacetone triperoxide). Bahan peledak tersebut, menurut dia, sangat dikenal di kelompok ISIS, terutama di Irak dan Suriah. Material ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement