REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur mengecam aksi teror yang melibatkan perempuan dan anak-anak yang terjadi di sejumlah tempat di Surabaya. Karena mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan.
"Anak yang dibawa pelaku sejatinya adalah korban orang tua, sebab mereka belum memiliki nalar dan kuasa dalam menentukan pilihan," kata Ketua PW Aisyiyah Jatim, Hj Siti Dalilah Candrawati, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa (15/5).
Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jatim, kata dia, turut berbelasungkawa untuk seluruh korban teror, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka, dan mendukung negara dalam upaya pemulihan keadaan. Rumah ibadah, rumah tempat tinggal, sekolah, lingkungan tempat kita beraktifitas adalah sarana yang harus terbebas dari tindak permusuhan, kekerasan, intoleransi, kedzaliman, dan terorisme.
Oleh karena itu, Aisyiyah menyerukan kepada masyarakat untuk tetap tenang, menyaring informasi, dan tidak mudah terprovokasi, serta senantiasa menebar pesan damai dan Islam yang memberi rahmat bagi seluruh semesta. "Kami mendorong seluruh pihak yang berkepentingan untuk bergandengan tangan, menyusun formula strategis mencegah bibit ekstrimisme tumbuh di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat," katanya.
Aisyiah, kata dia, akan selalu berdiri bersama seluruh pihak yang memperjuangkan kemanusiaan dan kedamaian di dunia, dan bersama mengencam keterlibatan anak-anak dan perempuan yang mengguncang nurani dan nalar sebagai manusia.