Selasa 15 May 2018 12:11 WIB

Rektor Enggan Unair Dikaitkan dengan Dita Oepriarto

Nasih sebut Dita miliki guru dan pembimbing yang lebih intens dibanding dosennya

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Bilal Ramadhan
Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Rektor Universitas Airlangga Surabaya, Mohammad Nasih.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Profesor Mohammad Nasih membenarkan pelaku bom bunuh diri, Dita Oepriarto pernah kuliah di kampusnya. Hal ini diungkapkannya bersamaan dengan pemberitaan yang menyebutkan Dita sebagai lulusan UNAIR.

"Bahwa benar Dita Oepriarto pernah terdaftar dan kuliah di Fakultas Ekonomi UNAIR dengan NIM 0491141P," kata Nasih dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (15/5).

Di FE Unair, Dita disebutkan terdaftar sebagai mahasiswa program diploma tiga bidang studi manajemen pemasaran. Namun Dita tidak lulus atau drop out dari program tersebut karena hanya menempuh 47 SKS dengan IPK 1,47.

Mengenai kegiatan kemahasiswaan di kampus, Nasih menegaskan, Dita tak pernah aktif di Senat atau BEM maupun Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dita juga tidak masuk dalam jamaah pengajian SKI/Masjid Kampus Unair.

Nasih juga memastikan Dita memiliki guru dan pembimbing lain yang lebih intens dan terkini serta berpengaruh dibandingkan dosennya selama kuliah. "Jadi sangat tidak relevan mengaitkan perilaku yang bersangkutan dengan institusi atau kampus kami Universitas Airlangga," jelasnya.

Dita Oepriarto merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri pada serangan teror tiga gereja di Surabaya Ahad pagi (13/5). Selain Dita, terdapat istri dan keempat anaknya yang dilibatkan dalam bom bunuh diri tersebut.

Teror bom melanda wilayah Surabaya pada Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement