Selasa 15 May 2018 12:32 WIB

Ini Kondisi Terakhir Bocah Pelaku Bom Surabaya yang Selamat

Dokter telah melakukan upaya medis kepada AAP.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anak pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya yang selamat berinisial AAP (8) baru dilakukan tindakan medis. Dokter melakukan operasi dan kondisinya saat ini masih dalam pengaruh obat bius, belum sepenuhnya sadar.

"Tadi malam sudah kita lakukan upaya medis untuk melakukan operasi. Sekarang masih dalam pengaruh bius. Sudah sadar tapi masih berat. Masih bangun, tidur, bangun, tidur," kata Kapolda Jatim Irjan Pol Machfud Arifin di Mapolda Jatim, Selasa (15/5).

Sementara untuk tiga anak korban selamat dalam kasus ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, AR(15), FP (11), dan GHA (10) yang kini dirawat di RS. Bhayangkara Polda Jatim, sudah sadar. Bahkan diakui Machfud, ketiganya sudah bisa diajak berkomunikasi.

Machfud melanjutkan, fokusnya saat ini adalah anak-anak selamat tersebut harus diberikan pendampingan. Menurutnya, pendampingan nantinya diberikan dari para Polwan yang sudah terlatih, dan para psikolog untuk bisa memberikan pemahaman yang baik. Apalagi semua orang tua dari anak-anak tersebut sudah meninggal.

"Tinggal nanti harus diberikan kepada siapa. Orang tuanya yang bener, yang merawat nanti. Mungkin neneknya, adiknya, pamannya dan sebagainya dengan catatan orang yang punya pemahaman yang waras," ujar Machfud.

Machfud juga menjanjikan, pihak kepolisian akan melakukan pendampingan terus terhadap anak-anak tersebut, sampai benar-benar sembuh dan kembali seperti sedia kala. Baru kemudian akan diberikan kepada orang yang berhak.

Anak-anak tersebut juga tidak akan diserahkan kepada sembarang orang. "Otoritas penyerahan anak-anak ini ada pada saya. Kalau sudah saya yakinin  untuk diserahkan, akan saya serahkan sambil proses penyembuhannya," ujar Machfud.

Seperti diketahui, pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya terdiri dari lima orang, yang merupakan satu keluarga. Kelimanya adalah Tri Murtiono (51), Tri Ernawati (44), MDAM (20), MDSM (16) dan AAP (8). Dari kesemuanya itu, hanya AAP yang selamat.

Sementara teror yang terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo dilakukan juga oleh satu keluarga, yang terdiri dari enam orang. Mereka adalah Anton Febriyanto (47), Puspita Sari (47), HAR (17), AR (15), FP (11), dan GHA (10). Tiga diantaranya yakni AR, FP, dan GHA, selamat dalam peristiwa tersebut.

 

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, pelaku penyerangan bom di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5) merupakan satu keluarga. Pelaku terdiri dari lima orang yang menjalankan aksinya menggunakan dua sepeda motor.

Tito menjelaskan, dari kelima pelaku tersebut salah satu di antaranya adalah anak kecil. Beruntung, anak kecil tersebut bisa diselamatkan, dan empat pelaku lainnya meninggal dunia.

 

"Menggunakan dua sepeda motor dan ada 5 orang pelaku. Salah satunya anak kecil. Mereka satu keluarga lagi karena teridentifikasi lagi. 5 orang ini meledak dan 4 orang dari pelaku meninggal," kata Tito saat menggelar konferensi pers di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement