REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RS Islam Jakarta (RSIJ) Sukapura mengadakan rangkaian acara milad ke- 26 tahun pada Rabu (9/5). Dalam acara itu dilakukan peresmian Klinik Unggulan Prima dan Klinik Tuberculosis Resistan Obat (TB-RO) oleh Ketua BPH RSIJ Syafiq A Mughni bersama Umi Sjarqiahselaku Direktur RSIJ Sukapura.
Acara puncak dibuka Ketua Panitia Siti Anisah, juga dimeriahkan oleh seluruh karyawan dan tamu undangan, antara lain Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Utara (mewakili Wali Kota Jakarta Utara) Muhammad Helmi, Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, serta direksi Aliansi RSIJ. Pada Milad ke- 26 RSIJ Sukapura mengusung tema “Dengan bersinergi raih prestasi mewujudkan RS Muhammadiyah berkemajuan”.
Umi mengatakan layanan terpadu Tuberkulosis Resistensi Obat ini dibuka untuk memberikan pelayanan yang bersifat komprehensif, terpadu dan menyeluruh terhadap pasien dengan dianolis: TB Poli-Resisten, TB Mono-Resisten, TB Drug Resisten (MDR), TB Pre-extemly Drug Resisten (XDR) dan TB XDR.
Peresmian Klinik Unggulan Prima
Umi mengatakan, saat ini memiliki klinik unggulan yang diberi nama Klinik Prima dengan dilengkapi fasilitas yang lengkap, nyaman, serta kemudahan dalam melakukan pelayanan dan tenaga medis yang berpengalaman. Klinik ini pelayanannya tetap buka di hari libur, dengan mengedepankan kepuasan pelanggan.
Saat ini RSIJ Sukapura, telah sukses mendapatkan Akreditasi Paripurna dari Komisi Akreditasi RS (KARS). Dengan KARS ini, RSIJ Sukapura, terus berupaya memberikan sistem pelayanan yang baik dan bermutu, serta mengedepankan keselamatan pasien sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan berstandar Akreditasi RS.
“RS Islam Jakarta Sukapura berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kepada semua kalangan, dalam upaya kesehatan untuk masyarakat dengan memberikan pelayanan prima serta bercitra Islami,” ujar Umi.
“RS Islam Jakarta Sukapura adalah rumah sakit swasta pertama yang membuka Klinik Tuberculosis Resistan Obat (TB-RO) dari 27 rumah sakit swasta yang ada di Jakarta Utara,” ujar Muhammad Helmi.
Helmi mengatakan dengan adanya Klinik Tuberkulosis Resistan Obat di RS Islam Jakarta Sukapura, masyarakat mempunyai banyaknya pilihan untuk berobat. “Saya sebagai BPH RSIJ mengucapkan terima kasih kepada para perintis dan para karyawan RS Islam Jakarta Sukapura, dan tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masyarakat mau berobat di RS Islam Jakarta Sukapura,” ucap Syafiq.
Ketua PP Muhammadiyah Agus dalam kata sambutannya mengatakan melihat dekorasi banyak sentuhan perempuan. “Kita menghadirkan RS bernuansa taman atau tanaman lingkungan, agar menyehatkan pasien dan yang bekerja akan kerasan,” katanya.
RSIJ Sukapura adalah salah satu rumah sakit amal usaha Muhammadiyah di bawah kendali Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gagasan pembangunan rumah sakit ini, didasari oleh keinginan para pendiri Rumah Sakit Islam waktu itu, agar umat Islam di negara kita yang tercinta ini, memiliki rumah sakit yang bernafaskan Islam.
Kusnadi yang merupakan seorang tokoh Muhammadiyah, tergugah dan mulai berupaya mewujudkan rumah sakit tersebut yang penyelenggaraan dan pelayanannya bercirikan Islami. Dalam tempo yang singkat, Kusnadi mampu meyakinkan pihak-pihak terkait, terutama para tokoh Muhammadiyah untuk ikut mendukung rencana mulia ini.
Sesuai dengan tujuan dan misi Muhammadiyah, maka Pimpinan Muhammadiyah sepakat mendirikan sebuah rumah sakit bernafaskan Islam yang berlokasi di Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat. Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap rumah sakit di wilayah DKI Jakarta, maka Persyarikatan Muhammadiyah mengembangkan amal usahanya.
Atas prakarsa H M Subki Abdul Kadir yang saat itu menjabat Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, mendirikan sebuah rumah sakit di atas tanah seluas 16.808 meter persegi yang terletak di Jalan Tipar Cakung Nomor 5, Sukapura, Jakarta Utara, yang sekarang dikenal Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.
Rumah sakit ini adalah rumah sakit keempat milik Muhammadiyah di Jakarta, yang dibangun atas bantuan berbagai pihak, terutama dari Bazis DKI. Rumah sakit ini diresmikan pada 4 Mei 1992 oleh Menteri Agama saat itu, Prof Munawir Sadjali.