REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sertyo Wasisto mengatakan, anak pelaku teror bom menjadi saksi kunci atas peristiwa ledakan di Mapolrestabes Surabaya dan Sidoarjo. Anak-anak tersebut akan dimintai keterangan oleh aparat kepolisian.
"Iya (saksi kunci), (pemeriksaan) itu menjadi kepentingan penyidikan," ujar Setyo saat dikonfimasi, Selasa (15/5).
Dihubungi secara terpisah, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera mengatakan, empat anak pelaku bom di Sidoarjo dan Mapolrestabes Surabaya menjadi saksi mahkota. Oleh karena itu, kepolisian akan memberikan pendampingan sepenuhnya kepada anak-anak tersebut.
Dari empat anak pelaku tersebut, salah satunya adalah anak berumur delapan tahun yang selamat dari ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya saat dibonceng oleh orang tuanya menggunakan sepeda motor. "Putri pelaku ini merupakan satu dari empat anak yang nantinya akan menjadi saksi mahkota," ujar Frans.
Untuk pemeriksaan tersebut, polisi masih harus menunggu kondisi anak-anak tersebut pulih terlebih dahulu. Hingga hari ini, anak-anak tersebut masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara.
Setelah anak-anak pulih, kata Barung, barulah anggota meminta saksi kunci tersebut untuk memberikan keterangan. Dalam proses pemeriksaan tersebut, anak-anak akan didampingi oleh psikolog anak. "Kita dapat melakukan introgasi (mereka) melalui psikolog anak untuk mengungkap karena anak-anak kan korban doktrinasi orang tuanya," ungkap Frans.
Baca: Anak Pelaku Teror Bom Surabaya tak Belajar di Sekolah Umum