REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Wanita Al Irsyad, Fahimah Askar meminta kaum perempuan di Indonesia cerdas dan memahami agama secara utuh sehingga terhindar dari ajaran radikal dan terorisme. Hal ini disampaikan menyusul adanya pelaku teroris perempuan dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya pada Ahad (15/5) kemarin.
Menurut Fahimah, dengan adanya pelaku teroris perempuan ini, ia perlu menggencarkan lagi gerakan deradikalisasi pada kaum wanita. "Deradikalisasi sangat perlu digencarkan lagi, dan kami minta supaya wanita-wanita ini tahu dan minimal harus cerdas serta update situasi terkini, sehingga wanita tidak sampai dijadikan korban dalam hal yang memang tidak ada tuntutannya dalam Alquran," ujar Fahimah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/5).
Dia menuturkan, dalam ajaran Nabi Muhammad sendiri sudah jelas dikatakan walaupun dalam kondisi perang, umat Islam tidak boleh menyerang wanita dan anak-anak. Dia menambahkan tindakan para teroris di Surabaya itu sangat bertentangan dengan Islam.
Karena itu, menurut dia, sebagai ormas Islam wanita, akan memberikan pemahaman kagamaan yang benar kepada kaum perempuan melalui majelis taklim di bawah naungan organisasi. "Nah setiap majelis taklim ini nantinya akan memberikan arahan kepada wanita-wanita bahwa jangan sampai dijadikan sasaran untuk dijadikan sebagai pelaku teror," ucapnya.
Dia mengatakan, selama ini Wanita Al Irsyad hanya memberikan pengetahuan tentang pendidikan keluarga, larangan agama terkait pornografi dan juga LGBT. Tapi, ke depannya dalam majelis taklim nantinya harus digencarkan lagi isu radikalisme agama dan juga terorisme.
"Isu ini harus masuk ke wanita-wanita, ke majelis-majelis taklim sehingga tidak tergiring dalam proyek-proyek sesat mereka (teroris). Jadi deradikalisasi harus digencarkan," katanya.
Dia menambahkan, jika kaum perempuan memiliki pondasi keagamaan yang kuat, maka kaum perempuan tidak akan menjadi pelaku teroris. Karena itu, Wanita Al Irsyad meminta agar kaum perempuan cerdas dalam memahami agama.
"Jadi adanya wanita teroris itu terjadi karena mungkin dangkal pengetahun agamanya atau dijanjikan sesuatu yang besar. Namun, jika memiliki pondisi keagamaan yang kuat maka meskipun diiming-imingi apa pun, mereka tidak akan tergiur," jelas Fahimah.