Selasa 15 May 2018 16:16 WIB

Belum Ada Keluarga Pelaku Teror yang Ambil Jenazah

Hingga saat ini, 13 jenazah pelaku teror masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Hingga Selasa (15/5) pukul 14.00 WIB belum ada satu pun keluarga dari para pelaku teror di Surabaya dan Sidoarjo yang mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara untuk pengambilan jenazah. Artinya, hingga saat ini, 13 jenazah pelaku teror masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Belum satu pun keluarga dari para pelaku teror di Surabaya dan Sidoarjo yang datang ke RS. Bhayangkara yang mengakui keluarga itu," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/5).

Frans pun mengundang keluarga pelaku teror untuk mendatangi RS Bhayangkara untuk menjalani berbagai proses pengambilan jenazah. Salah satunya dengan melalui berbagai proses untuk pencocokan data. "Perlu kami bandingkan untuk mencocokan DNA-nya sesuai data postmortem dan antemortem," ujar Frans.

Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjan Machfud Arifin menyatakan, jika tidak ada keluarga yang mengambil jenazah pelaku teror tersebut maka pihak kepolisian yang akan menguburkannya. Proses penguburan nantinya dilakukan sesuai aturan yang ada, dan disesuaikan dengan agama yang bersangkutan.

"Gak mungkin ditaro di kamar mayat terus," kara Machfud.

Jenazah merupakan tiga keluarga yang melakukan aksi teror di Surabaya dan Sidoarjo pada Ahad (13/5) hingga Senin (14/5). Keluarga pertama melakukan pengeboman di tiga gereja, yakni Dita Upriyanto, Puji Kuswati, Fad (12 tahun), PS (9), Yusuf Fadil (18), dan FH (16).

Keluarga kedua terkait bom yang tidak sengaja meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Korban meninggal dunia adalah Anton Febrianto (47 tahun) yang merupakan kepala keluarga, istrinya bernama Puspita Sari (47), dan satu anak perempuannya bernama RAR (17). 

Keluarga terakhir merupakan pelaku pengeboman di Mapolrestabes Surabaya, yaitu Tri Murtiono, Tri Ernawati, Muhammad Daffa Anin Murdana, dan MDS (15). 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement