Selasa 15 May 2018 19:43 WIB

Wirausaha Dinilai Profesi Paling Aman Bagi Eks PSK

Tantangan terbesar menutup lokalisasi prostitusi adalah berhadapan dengan mucikari.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Sosial Idrus Mahram menutup tiga lokalisasi prostitusi di Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (15/5).  Dalam kegiatan ini juga, Idrus melepas eks PSK ke daerah asalnya melalui jalur laut.
Foto: Republika/Novita Intan
Menteri Sosial Idrus Mahram menutup tiga lokalisasi prostitusi di Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa (15/5). Dalam kegiatan ini juga, Idrus melepas eks PSK ke daerah asalnya melalui jalur laut.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan stimulus usaha kepada para eks PSK di Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun. Bantuan tersebut berupa pemberian dana dan pendampingan.

Direktur Rehabilitas Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kemensos, Sonny W Manalu mengatakan pemberian dana Rp 3 juta akan digunakan para eks PSK sebagai modal usaha.

"Jadi alih fungsi paling aman jadi wirausaha, kami sudah menghitung dana tiga cukup untuk membuka usaha warung, tinggal niat mau jadi insyaf tidak, ujarnya usai acara Penutupan Lokalisasi Prostitusi di Kotawaringin, Pangkalan Bun," Selasa (15/5).

Menurutnya,membuat para PSK sadar bukan perkara mudah. Tantangan terbesar menutup lokalisasi prostitusi adalah berhadapan dengan mucikari.

"Maka kita berikan penjelasan, saya sering ucapkan sampai berapa lama anda perbudak mereka? Sudah waktunya bertobat dan kalian tidak boleh menentang negara, kalau terjadi maka tuntunan enam tahun penjara," ungkapnya

Di kawasan ini Kemensos telah menutup tiga lokalisasi prostitusi, antara lain Dukuh Mola, Simpang Kodok dan RT 12 Desa Sungai Pakit.

Sonny menyebut,penutupan lokalisasi memakan waktu panjang. Setidaknya membutuhkan empat sosialiasi dalam menggerakan komitmen bersama.

"Kalau waktunya singkat pasti gagal, dan sosialisasi juga ada empat tingkat, mulai kalangan pemerintah, tokoh masyarakat dan agama, masyarakat area lokalisasi dan sosialisasi di depan mucikari dan para PSK," jelasnya.

Apabila empat sosialisasi tersebut tidak dilakukan maka dipastikan menimbulkan konflik sehingga berujung pada aksi ujuk rasa. Menurutnya, sosalisasi paling mudah dilakukan dengan pendekatan pekerja sosial atau kemanusiaan.

"Artinya memperlakukan wanita dengan mulia bahwa kita posisinya membela para wanita itu, maka kita perhatikan dengan memberikan jaminan hidup, minta pulang keluarganya dan kita tidak menyuruh dia ke tempat lain," ungkapnya.

Alhasil pada kegiatan penutupan ini, menurut Sonny, pihaknya berhasil memulangkan 70 dari 200 PSK. Sebagian besar mereka pulang ke keluarganya di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement