Selasa 15 May 2018 21:44 WIB

Sumsel Punya Dewan Kopi untuk Bantu Petani

Dengan luas tanaman 250 ribu hektare, dihasilkan produksi 150 ribu ton per tahun.

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Ketua Dewan Kopi Sumsel (DKS) Zain Ismed (ketiga dari kiri) bersama pengurus  melakukan audiensi dengan  Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel Afrian Joni (keempat dari kiri) di kantor Gubernur Sumsel, Selasa (15/5).
Foto: dok. DKS
Ketua Dewan Kopi Sumsel (DKS) Zain Ismed (ketiga dari kiri) bersama pengurus melakukan audiensi dengan Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel Afrian Joni (keempat dari kiri) di kantor Gubernur Sumsel, Selasa (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Di tengah maraknya berbagai kedai kopi lokal dan internasional, petani kopi kerap menjadi bagian yang terlupakan dalam rantai bisnis industri kopi di Indonesia. Untuk membagi perhatian kepada petani kopi dan tanaman kopi, di Sumatera Selatan (Sumsel) kini telah terbentuk Dewan Kopi Sumsel (DKS).

“Kami sudah membentuk Dewan Kopi Sumsel sebagai bentuk kepedulian terhadap tanaman kopi yang dihasilkan petani di Sumsel. DKS hadir untuk membantu petani dengan membagi pengetahuan seperti tentang  cara yang baik menghasilkan kopi yang berkualitas hingga pemasarannya dari hulu ke hilir,” kata Ketua Umum DKS Zain Ismed, Selasa (15/5).

Usai diterima Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, Zain Ismed menjelaskan, DKS ingin mendorong kopi Sumsel mendapat tempat di tengah masyarakat di Indonesia dan bisa dikenal sampai ke luar negeri. “Kopi Sumsel harus bisa lebih dikenal lagi secara lebih luas seperti kopi dari daerah lain di Indonesia,” ujarnya.

Dewan Kopi Sumsel terbentuk 18 April 2018, menurut dia, DKS hsdir dengan program jangka panjang untuk mempromosikan produk kopi hasil dari petani di Sumsel. “Kami juga akan membangun Rumah Kopi sebagai ikon dan display produk kopi dari daerah-daerah penghasil kopi seperti Pagar Alam dan Semendo. DKS dalam waktu melakukan promosi kopi Sumsel dengan minum kopi bersama-sama,” kata Zain Ismed yang juga mantan Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri).

Sumsel memiliki luas tanaman kopi yang sangat luas dan penghasil kopi terbesar di Indonesia karena hampir 21 persen produksi kopi nasional berasal dari Sumatera Selatan. Namun karena masih banyaknya kendala, maka kopi Sumsel gaungnya masih sangat kurang. 

Ismed menjelaskan, di Sumsel luas tanaman kopi sekitar 250 ribu hektare dengan produksi mencapai 150 ribu ton per tahun. “Sayangnya kopi Sumsel belum begitu dikenal, banyak kendala yang harus diperbaiki. Bahkan ada kopi Sumsel yang diekspor melalui daerah tetangga sehingga diklaim sebagai kopi daerah tersebut,” ujarnya.

Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumsel Afrian Joni mendukung berdirinya DKS sebagai wadah aspirasi untuk para petani kopi di Sumsel. Selama ini, produksi kopi di Sumatera Selatan sangat besar, namun masih banyak kendala di lapangan dari hulu ke hilirnya. "Kami berharap ke depannya DKS dapat membentuk koperasi di sentral-sentral produksi kopi di Sumsel sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi yang bermuara mendorong perekonomian Sumsel,” katanya.  

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement