REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tingkat kunjungan wisatawan dan juga okupansi hunian kamar hotel kerap mengalami penurunan yang cukup signifikan selama bulan suci Ramadhan di seluruh dunia. Tak terkecuali di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Banyak masyarakat yang enggan bepergian pada saat-saat Ramadhan. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan para pelaku industri wisata.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB Lalu Abdul Hadi Faesal, tingkat kunjungan dan okupansi kamar hotel selama Ramadhan kerap terjun bebas hingga menyentuh angka 35 persen untuk okupansi kamar hotel. Hal ini tak hanya terjadi di Lombok, tetapi juga di daerah lain.
Pelbagai upaya, lanjut Hadi, dilakukan Pemerintah Provinsi NTB, Dinas Pariwisata NTB, dan juga industri wisata di NTB dengan menggelar sejumlah ajang yang diharapkan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Lombok selama Ramadhan.
Selain ajang Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) 2018 yang digelar selama sebulan penuh di Islamic Center NTB, para industri perhotelan dan restoran juga menawarkan program Bulan Belanja Murah (BBM).
"Dalam Bulan Belanja Murah, kita akan memberikan potongan harga atau diskon kepada wisatawan selama Ramadhan," kata Hadi di Mataram, NTB, Selasa (15/5).
Berdasarkan kesepakatan, hotel-hotel di Lombok akan memberikan diskon hingga 30 persen selama Rmadhan. Angka ini mengalami kenaikan. Pada hari-hari normal diskon hanya mencapai 10 persen sampai 20 persen. Angka 30 persen, lanjutnya, bukan angka maksimal sebab masih ada kemungkinan pihak hotel memberikan diskon lebih besar. Itu tergantung kebijakan masing-masing.
"Yang pasti kita sudah sepakat beri diskon sebesar-besarnya dalam rangka tingkatkan okupansi kamar hotel selama Ramadhan," katanya menambahkan.